Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang Memanas, China Siap Balas Tarif Impor AS

Pemerintah China menegaskan tidak gentar dan akan melakukan tindak balasan jika Amerika Serikat (AS) bertekad menetapkan lebih banyak tarif untuk barang-barang asal China.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertemu di Bangkok, Thailand./Twitter @SecPompeo
Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertemu di Bangkok, Thailand./Twitter @SecPompeo

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China menegaskan tidak gentar dan akan melakukan tindak balasan jika Amerika Serikat (AS) bertekad menetapkan lebih banyak tarif untuk barang-barang asal China.

“China tidak menginginkan perang dagang, tetapi juga tidak takut untuk berperang,” tegas Hua Chunying, juru bicara kementerian luar negeri China dalam suatu briefing pers, seperti dilansir dari Reuters.

Seperti diketahui, melalui akun Twitter miliknya pada Kamis (1/8/2019), Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen pada sisa barang impor asal China senilai US$300 miliar mulai 1 September.

Tarif baru ini kemungkinan akan berdampak pada berbagai barang, mulai dari smartphone, laptop, hingga pakaian anak-anak.

Langkah tersebut diambil Trump setelah putaran perundingan perdagangan antara kedua negara yang berakhir Rabu (31/7/2019) menunjukkan sedikit tanda terobosan.

Trump bahkan mengatakan bahwa tarif 10 persen itu merupakan tindakan jangka pendek dan dapat dinaikkan lebih lanjut secara bertahap menjadi lebih dari 25 persen.

Ancaman terbarunya ini seketika memanaskan perang dagang yang telah berlarut-larut antara dua negara berekonomi terbesar di dunia itu dan mengguncang pasar keuangan global.

Pengenaan tarif lebih lanjut akan memperpanjang tarif perdagangan Trump ke hampir semua barang China yang diimpor Amerika Serikat.

“Jika Amerika benar-benar meloloskan tarif ini maka China harus mengambil tindakan balasan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan inti dan fundamental negara,” lanjut Hua.

“Kami tidak akan menerima tekanan, intimidasi, atau pemerasan. Kami tidak akan menyerah terkait isu-isu prinsip utama.”

Ia menambahkan bahwa China berharap Amerika Serikat akan kembali ke jalur negosiasi yang benar berdasarkan rasa saling menghormati dan kesetaraan.

Jika direalisasikan pada 1 September nanti, tarif itu juga akan menandai berakhirnya gencatan tarif perdagangan yang disepakati Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20, Jepang, pada akhir Juni.

Riwayat perang dagang antara kedua negara pun berlanjut, memberikan ancaman terhadap pertumbuhan global dan rantai pasokan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan bahwa rencana pengenaan tarif baru itu bukanlah cara yang tepat atau konstruktif untuk menyelesaikan sengketa perdagangan antara kedua negara.

“Menerapkan tarif baru sama sekali bukan solusi yang tepat untuk friksi perdagangan,” katanya kepada stasiun televisi lokal China saat menghadiri pertemuan menteri luar negeri Asean di Bangkok.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper