Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai perundingan perdagangan Amerika Serikat-China serta obligasi Indonesia & India menjadi sorotan media nasional, Kamis (1/8/2019).
Berikut rangkuman berita utama di sejumlah media nasional:
Negosiasi Berakhir Antiklimaks. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China bakal berlanjut, setelah dalam perundingan yang dilakukan di Shanghai tidak menemukan kemajuan. Menurut beberapa laporan, Menteri Perdagangan China Zhong Shan memainkan peran yang lebih menonjol dalam diskusi kali ini. (Bisnis Indonesia)
Eropa Butuh Banyak Stimulus. Pertumbuhan ekonomi di kawasan euro mengalami perlambatan setengah kali lebih rendah pada kuartal kedua tahun ini. Kondisi ini menandai prospek ekonomi yang memburuk sehingga meningkatkan kemungkinan akan adanya lebih banyak stimulus dari Bank Sentral Eropa (ECB). (Bisnis Indonesia)
Risiko Capital Outflow Mengintai. Perburuan imbal hasil paling tinggi telah menyebabkan melonjaknya permintaan pada obligasi Indonesia dan India tahun ini. Meski demikian, para money manager memperingatkan bahwa perdagangan aset ini semakin berisiko. (Bisnis Indonesia)
Hari Pertaruhan bagi Emas. Emas berada di antara dua pilihan yang sangat bergantung terhadap kebijakan moneter The Fed pada Juli, yaitu apakah akan melanjutkan proyeksi bullish-nya hingga akhir tahun, atau justru akan menjadi titik balik dari laju emas saat ini. (Bisnis Indonesia)
Libra Terancam Gagal Diluncurkan. Setelah membuat heboh pasar dengan kabar rencana peluncuran koin digitalnya, Libra, kini Facebook justru mengatakan bahwa masa depan Libra dipenuhi ketidakpastian karena dibayangi pengawasan dan kritik peraturan yang signifikan. (Bisnis Indonesia)
Tiongkok Menegaskan akan Beli Produk Pertanian AS. Gedung Putih pada Rabu (31/7) menyatakan bahwa para pejabat Tiongkok menegaskan janjinya untuk membeli produk ekspor pertanian Amerika Serikat (AS). (Investor Daily)
San Miguel Menangkan Tender Proyek Bandara. Konglomerasi Filipina San Miguel Corps memenangkan kontrak pembangunan dan pengoperasian proyek bandara senilai Php 735,6 miliar atau sekitar US$14,47 miliar. (Kontan)