Bisnis.com, JAKARTA – Carrie Symonds dipastikan akan menjadi pendamping termuda sekaligus juga pasangan tanpa status pernikahan yang sah dalam sejarah Pemerintahan Inggris setelah kekasihnya Boris Johnson resmi menjadi Perdana Menteri menggantikan Theresa May.
Wanita berusia 31 tahun tersebut dikenal seorang pakar komunikasi yang pernah bekerja untuk Partai Konservatif Inggris.
Dia menyatakan diri mundur dari jabatannya setelah diketahui memiliki hubungan cinta terlarang dengan Boris Johnson.
Dikutip dari The Sun, ayah Carrie, Matthew Symonds adalah salah satu pendiri surat kabar The Independent, dan ibunya Josephine Mcaffee adalah salah satu kuasa hukumnya.
Carrie besar di East Sheen, pinggiran London, dan pernah menempuh pendidikan di bidang sejarah seni dan teater di University of Warwick.
Karirnya di Kantor Pusat Kampanye Partai Konservatif terbilang cukup gemilang, dia pernah menjadi penasihat di Departemen Komunitas dan Pemerintah Lokal dan Departmen Kultur, Media dan Olahraga sebelum akhirnya dipromosikan menjadi Direktur Komunikasi Partai Konservatif, dan bekerja dengan Boris saat masih menjadi Wali Kota London.
Carrie meninggalkan jabatannya pada tahun 2018 setelah isu perselingkuhannya dengan Boris yang saat itu masih berstatus sebagai suami Marina Wheeler, menggema.
Keduanya diperkirakan sudah berkencan selama 18 bulan setelah diketahui menghabiskan waktu bersama pada hari Valentine 2018.
Dikutip dari Hello Magazine, tahun lalu, Marina secara implisit mengumumkan perceraiannya setelah 25 tahun menjalani biduk rumahtangga dengan Boris, karena isu tersebut.
Carrie dan Boris juga sempat menjadi topik pembicaraan publik pada Juni 2019, ketika polisi mendatangi kediaman Carrie. Kabarnya pada saat itu, Carrie dan Boris sedang bertengkar hebat, namun keduanya menolak untuk berkomentar atas hal tersebut.
Meski tidak secara resmi diperkenalkan sebagai ‘Ibu Negara’ saat pelantikan Boris sebagai Perdana Menteri di Istana Buckingham kemarin, Carrie terlihat berada di tengah kerumunan orang-orang yang menunggunya.
