Bisnis.com, JAKARTA – Partai Demokrat memperkirakan pada 2024 partai koalisi dan oposisi yang solid akan sulit ditemukan karena masing-masing pihak akan berlomba merebut suara masyarakat.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan bahwa 2024 akan menjadi konsentrasi semua partai politik. Mereka memiliki kepentingan merebut hati rakyat.
Presiden Joko Widodo, lanjutnya, dipastikan tidak akan menjadi kepala negara lagi pada 2024 karena sudah dua periode. Dampaknya pada kesolidan koalisi dan oposisi.
“Saya lihat berdasarkan perkiraan, tidak ada namanya oposisi dan koalisi yang solid ditemukan. Secara formal ada koalisi dan oposisi. Tapi menuju 2024 apalagi Jokowi di periode terakhir, kepentingan akan berbeda,” katanya saat diskusi Periode Kedua Jokowi: Merangkai Gerbong Pendukung vs Menata Barisan Oposisi di Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Didi menjelaskan bahwa semua partai di legislatif akan bergantung pada isu yang terjadi. Ada beberapa isu yang akan membuat terbelah seperti kenaikan bahan bahar, listrik, dan penegakan korupsi.
“Kalau isu ini bergulir tentu akan berbeda-beda juga. Semua mempunyai kepentingan untuk menjaga suara di 2024,” jelasnya.
Di sisi lain, Demokrat siap bergabung ke dalam pemerintahan jika memang diperlukan. Menjadi oposisi pun siap. “Kalau saya pribadi posisi di luar pemerintahan sangat bagus dalam rangka check and balances itu sangat bagus sekali. Tetapi ya kita lihat saja ke depan. Artinya Partai Demokrat itu kalau memang diperlukan juga, tapi kan ini sepenuhnya hak prerogratif presiden siap dalam posisi apapun,” jelasnya.