Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Inggris meluncurkan skema untuk merekrut dan melatih lulusan sekolah sebagai ahli perdagangan di masa depan, di tengah persiapan untuk melakukan negosiasi perdagangan sendiri untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir.
Dilansir Reuters, Departemen Perdagangan Internasional Inggris, membuat skema pelatihan selama dua tahun untuk para lulusan sekolah yang mencakup penempatan dengan tim yang bekerja pada kesepakatan perdagangan masa depan dan mendukung perusahaan-perusahaan Inggris melakukan ekspor.
"Ketika kita meninggalkan Uni Eropa dan melakukan perdagangan dengan hak kita sendiri sebagai suatu kebijakan, kita harus mengembangkan semua keterampilan untuk dapat melakukan hal itu," kata menteri perdagangan Liam Fox pada peluncuran skema, tersebut, seperti dikutip Reuters, Senin (15/7/2019).
"Saya ingin anak-anak muda khususnya melihat dunia perdagangan dan berkata: itu adalah profesi yang ingin saya masuki, itu adalah sesuatu yang ingin saya lakukan untuk karir saya,'" lanjutnya.
Inggris tidak dapat secara resmi menandatangani perjanjian perdagangan dengan negara-negara lain sebelum meninggalkan Uni Eropa, namun negara tersebut berupaya untuk mengumpulkan keahlian, mereplikasi perjanjian yang merupakan bagian dari sebagai anggota UE, dan meletakkan dasar untuk kesepakatan baru.
Mereka yang ingin mengikuti skema dengan bayaran sekitar 30.000 pound sterling per tahun ini tidak perlu memiliki kualifikasi apa pun. Departemen mengharapkan sebagian besar kandidat akan akan mengikuti skema ini merupakan lulusan sekolah berusia 18 tahun atau orang yang ingin beralih karier.
Program juga akan mencakup praktik kerja lapangan selama enam bulan di salah satu kantor perdagangan Inggris di seluruh dunia.
"Jika Anda ingin menjual Inggris dengan benar, Anda harus tahu apa yang harus dijual Inggris, tetapi Anda juga harus memahami pasar tempat menjualnya," kata Fox kepada Reuters.
Kepala Penasihat Negosiasi Perdagangan Inggris Crawford Falconer, yang sebelumnya bekerja sebagai Kepala Negosiator Selandia Baru, mengatakan skema itu bukan tentang mengisi kesenjangan dalam bakat negosiasi perdagangan di Inggris.
"Kami memiliki banyak talenta negosiasi perdagangan, tetapi yang perlu kami miliki adalah keragaman yang lebih besar dan pilihan serta lebih banyak orang-orang yang masuk pada usia yang lebih muda," katanya.