Bisnis.com, JAKARTA - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mendorong sebagaian partai politik yang tidak memilih Joko Widodo - Maruf Amin menjadi oposisi sebagai penyeimbang kebijakan pemerintah.
"Tidak usah pelihara kekecewaan [karena kalah] atau berlebihan ekspresi kegembiraan [karena kalah]. Tinggal wujudkan dalam aksi nyata," kata Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum ICMI di Jakarta, Jumat (5/7/2019) malam.
Menurutnya, terdapat 68 juta penduduk Indonesia yang tidak setuju presidennya Joko Widodo, saat yang sama terdapat 85 juta orang yang menginginkan Joko Widodo melanjutkan pemerintahannya. Suara 68 juta orang yang tidak setuju ini harus dihormati oleh para pengurus partai politik.
"Jangan semua [partai politik akhirnya] masuk kepemerintahan. Ada yang mengimbangi [sebagai oposisi], ada yang bekerja. Itu akan mendewasakan berbangsa," katanya.
Meski mendorong partai politik juga menghadirkan oposisi di parlemen, Jimly mengharapkan seluruh elemen bangsa bersatu. Menurutnya tidak ada lagi pengusung calon presiden 01 ataupun 02. Semuanya harus kembali dari awal dan melupakan semua gesekan yang pernah tersulut untuk persatuan Indonesia.
"Setengah dari 68 juta suara itu saja setara dengan penduduk Brunai, Malaysia dan Singapura. Jadi biar saja sistem demokrasi berjalan dengan checks and balances," katanya.