Bisnis.com, JAKARTA – Para pelaku industri perjalanan wisata yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menyatakan siap mendukung pemerintah dalam mencapai target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2020.
Ketua Umum Asita Nunung Rusmiati mengatakan bahwa kesiapan tersebut akan diupayakan dengan cara mempromosikan paket-paket wisata secara gencar.
“Kami akan menggencarkan promosi paket-paket inbound untuk mendatangkan kunjungan wisman dari border tourism,” katanya dalam acara Halalbihalal Keluarga Besar Asita dan Rembuk Nasional bertajuk ‘Tantangan Pencapaian Target 20 Juta Wisman di Tahun 2020’ di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers, Senin (1/7/2019).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan bahwa pemerintah menetapkan target kunjungan 20 juta wisman pada tahun depan dengan proyeksi perolehan devisa sebesar 18,5 miliar dolar AS.
Dia menjelaskan, untuk mencapai target 20 juta wisman dilakukan strategi luar biasa meliputi border tourism, tourism hub, dan low cost terminal.
“Border tourism harus kita seriusi karena merupakan cara efektif untuk mendatangkan wisman dari negara tetangga,” jelasnya.
Arief menilai dengan mendatangkan wisman dari perbatasan melalui program cross border tourism dari negara tetangga relatif lebih mudah karena faktor kedekatan secara geografis wisman.
Selain itu juga lantaran faktor kedekatan kultural dan emosional, serta pertimbangan pasar yang sangat besar, baik dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Papua Nugini, maupun Timor Leste sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia.
Harga Tiket Pesawat
Dalam event rembuk nasional tersebut, Asita juga mengusulkan rekomendasi kepada pemerintah terkait masalah harga tiket pesawat domestik. Harga tiket pesawat domestik sekarang ini memang dinilai sudah relatif turun.
Asita menyarankan kepada pemerintah supaya ada subkelas, walaupun jumlahnya tidak banyak. Pada periode arus mudik yang lalu, maskapai menaikkan harga di level tingkat batas atas (TBA) sehingga diharapkan paskalebaran, maskapai dapat membuka subkelas harga.
Asita mencatat penurunan harga tiket pesawat domestik terakhir kali terjadi saat pemerintah menurunkan tarif batas atas sebesar 12%—16% pada Mei 2019.
Ketika itu seluruh maskapai full service, medium service, dan low cost carrier (LCC) menurunkan harga. Adanya penurunan harga tersebut, diakui Nunung membuat kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi pariwisata mulai meningkat.