Bisnis.com, JAKARTA — Partai Gerindra sebagai salah satu partai politik besar Tanah Air dinilai butuh 'penyegaran' setelah lebih dari 10 tahun di bawah pimpinan Prabowo Subianto.
Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti menilai Gerindra butuh penyegaran dalam melakukan manuver politik, untuk meningkat dukungan konstituennya ke depan.
Menurutnya, Gerindra kini butuh sosok-sosok cerdas di sisi depan, yang bisa membawa kesan ke publik sebagai partai berkualitas, walaupun dalam posisi oposisi.
"Para politisi Gerindra harus memperlihatkan kualitasnya dengan tidak sembarangan memberikan komentar dan kritik pedas kepada pemerintah, namun juga didasari dengan argumentasi yang kuat dan mendasar, serta dengan penyampaian yang santun dan beretika," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (1/7/2019).
"Hal ini penting, karena masyarakat kita saat ini sangat melek dengan berita politik dan informasi, sehingga berbagai pendapat politisi dapat di-crosscheck oleh mereka kebenarannya. Apabila, politisi sekedar mengkritisi tanpa argumen kuat, maka mereka akan dinilai buruk oleh publik," tambahnya.
Sedikit berbeda dengan Putri, Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti justru menyoroti adanya penyegaran kepemimpinan.
Menurutnya, melewati tiga periode di luar pemerintahan bukanlah sesuatu yang singkat. Terlebih, tanpa adanya regenerasi sosok pemimpin. Oleh sebab itu, menurut Ray, inilah pekerjaan rumah tersendiri bagi partai berlambang garuda emas ini.
"Faktor alam tak bisa dipungkiri pak Prabowo makin menua, kemampuan mengelola politik pun akan berkurang, dan figurnya tidak akan terlalu laku lagi di 2024,” ujar Ray.
"Saya rasa pak Prabowo juga sadar. Karena kalau lima tahun lagi pak Prabowo masih mengelola Gerindra, regenerasi bisa terlambat dan pertaruhannya Gerindra sendiri," ungkapnya.