Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia dan Mesir mengadakan konsultasi bilateral di Kairo, Mesir pada Kamis (27/6/2019). Dalam pertemuan tersebut, kedua negara menyepakati peningkatan kerja sama ekonomi.
Delegasi Indonesia dipimpin Dirjen Asia dan Pasifik Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya, sementara delegasi Mesir diwakili oleh Asisten Menlu Mesir urusan Asia dan Kepulauan Pasifik Hani Selim.
Sehari sebelumnya (26/6), telah dilakukan pertemuan teknis persiapan konsultasi bilateral yang melibatkan sejumlah kementerian dan BUMN dari kedua negara. Dari Indonesia hadir perwakilan dari Kementerian Pertahahan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan PT WIKA.
“Ada banyak perkembangan dalam hubungan bilateral RI-Mesir selama 6 tahun terakhir yang perlu dikonsolidasikan. RI-Mesir perlu duduk bersama untuk memetakan dan menyepakati langkah peningkatan kerja sama bilateral antar kedua negara di berbagai bidang, terutama perdagangan dan investasi, “ ujar Desra, dikutip dari laman resmi Kemenlu Ri, Jumat (28/6/2019).
Sedikitnya terdapat enam bidang kerja sama yang telah disepakati MoU-nya dan segera ditandatangani di bidang Pembentukan Sidang Komisi Bersama, pembentukan Joint Trade Committee, kerja sama perikanan, kesehatan, energi, dan pertahanan.
Desra menjelaskan bahwa kedua negara sepakat untuk mendorong peningkatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Untuk membuka akses pasar bagi produk ekspor kedua negara, Indonesia dan Mesir sepakat untuk membentuk Joint Feasibility Studies yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) RI-Mesir.
“Kedua negara merupakan kekuatan ekonomi terbesar di masing-masing kawasan. Indonesia dapat memanfaatkan Mesir sebagai hub untuk mendapatkan akses lebih besar ke Afrika dan Eropa serta Timur Tengah. Sementara Mesir dapat menjadikan Indonesia sebagai hub untuk masuk ke pasar Asean, “ katanya.
Terkait kerja sama investasi, Desra menyampaikan bahwa Mesir yang sedang menjalankan berbagai proyek pembangunan infrastruktur guna merealisasikan visi 2030, merupakan target potensial bagi outbound investment Indonesia di bidang konstruksi dan transportasi.
“Kita saat ini sedang mendorong BUMN Indonesia seperti PT WIKA dan PT INKA untuk menangkap peluang di Mesir. PT INKA yang ikut dalam kunjungan ke Mesir telah kita pertemukan langsung negara mitra potensialnya di Mesir, “ujar Desra.
Beberapa persoalan lain yang menjadi perhatian kedua negara juga dibahas dalam pertemuan tersebut, seperti isu-isu kekonsuleran terutama yang menyangkut upaya perlindungan WNI di Mesir.
Dalam kaitan ini, Indonesia telah menyampaikan proposal kepada pihak Mesir untuk menjajaki kembali pembahasan kesepakatan Mandatory Consular Notification (MCN). Sebagai langkah awal, kedua negara sepakat untuk membentuk tim yang akan melakukan dialog kekonsuleran guna membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama.
Dalam pertemuan, Indonesia sampaikan berbagai perkembangan di Kawasan khususnya pengesahan Asean terkait Asean Outlook on Indo-Pasifik dan peran Asean di Myanmar serta prioritas Indonesia di DK PBB. Selain itu, kedua negara membahas perkembangan proses perdamaian di Palestina.
“Saat ini Palestina berada di persimpangan jalan, Indonesia akan terus mendukung solusi dua negara sebagai solusi akhir penyelesaian konflik Palestina-Israel,” kata Desra.
Hubungan diplomatik antara RI dan Mesir telah terjalin sejak 10 Juni 1947. Mesir merupakan salah satu mitra dagang non-tradisional yang penting dan mitra ekspor nomor 26 bagi Indonesia. Pada 2018, total nilai perdagangan RI-Mesir mencapai US$1,10 miliar dengan Indonesia surplus sebesar US$ 893.808,40.
Warga negara Indonesia di Mesir berjumlah 7.991 orang, 6.229 diantaranya adalah mahasiswa dan 463 pekerja sektor informal. <<