Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa ritel asal Prancis Carrefour setuju untuk menjual 80 persen saham unit bisnisnya di China kepada platform e-commerce top Negeri Tirai Bambu Suning.com.
Suning.com diinformasikan sepakat untuk mengakuisisi 80 persen saham unit Carrefour di China dengan kesepakatan senilai 4,8 miliar yuan (US$699 juta) dalam bentuk tunai.
Sementara itu, Carrefour Group akan mempertahankan 20 persen kepemilikannya dan dua dari tujuh kursi di Dewan Pengawas Carrefour China, terang pihak Carrefour dalam sebuah pernyataan.
Transaksi tersebut mewakili nilai perusahaan sebesar 1,4 miliar euro (US$1,6 miliar) untuk Carrefour China, yang menghasilkan penjualan bersih sebesar 3,6 miliar euro atau 28,5 miliar yuan pada 2018.
Keputusan Carrefour untuk mempertahankan kepemilikan 20 persen menunjukkan bagaimana China tetap menjadi pasar strategis bagi para peritel global.
“Dengan mempertahankan bagian itu, Carrefour akan dapat mempertahankan pijakan di pasar ritel yang inovatif,” ungkap seorang juru bicara perusahaan pada Minggu (23/6/2019), seperti dikutip dari Bloomberg.
Baca Juga
Di sisi lain, Suning menyatakan bahwa operasi struktur dan bisnis Carrefour China saat ini akan tetap independen untuk jangka waktu tertentu.
Saham Suning.com yang terdaftar di Shenzhen pun naik 6,5 persen pada awal perdagangan hari ini, Senin (24/6/2019). Perusahaan yang mengoperasikan 8.881 toko di lebih dari 700 kota di China tersebut memperkirakan langkah akuisisi itu akan memangkas biaya pengadaan dan logistik serta meningkatkan profitabilitas.
Hadir di China sejak 1995, Carrefour mengoperasikan 210 hypermarket dan 24 toko serba ada. Perusahaan ini telah berupaya untuk mempertahankan keuntungan ketika lebih banyak pembeli memilih toko-toko online, sehingga mendukung raksasa dalam negeri seperti Alibaba Group Holding Ltd.
Kesepakatan itu sendiri kemungkinan akan memperkuat pijakan Alibaba di kompetitifnya pasar bahan makanan China. Raksasa internet ini memiliki 20 persen saham di Suning.com. Keduanya telah bahu membahu membangun kerajaan ritel dalam menghadapi perlambatan pertumbuhan e-commerce.
Semakin banyak peritel Eropa dan Amerika Serikat yang mengurangi eksistensi mereka atau menjalin hubungan dengan mitra lokal agar tetap kompetitif di China. Penetrasi e-commerce di negeri ini diketahui sebagai salah satu yang tertinggi di dunia.
Walmart Inc., yang memiliki jaringan sekitar 400 supermarket, mengandalkan JD.com Inc. untuk layanan pengirimannya, sementara Metro AG asal Jerman dikatakan sedang mencoba untuk melepaskan saham mayoritas dalam unit bisnisnya di China.