Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan dunia maya terhadap sistem kendali rudal Iran dan jaringan mata-mata negara itu setelah Teheran menjatuhkan pesawat pengintai AS.
Presiden AS, Donald Trump secara diam-diam memberi wewenang kepada Komando Dunia Maya AS untuk melakukan serangan balasan terhadap Iran, menuut laoran The Washington Post edisi Sabtu seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (24/6/2019).
Serangan balasan itu dilakukan setelah Presiden AS berjanji untuk memukul Republik Islam itu dengan sanksi baru yang lebih besar. Serangan dunia maya itu melumpuhkan komputer yang digunakan untuk mengendalikan peluncuran roket dan rudal, menurut media itu.
Sementara, Yahoo News mengatakan kelompok mata-mata Iran yang bertanggung jawab untuk melacak kapal di Teluk juga menjadi sasaran.
Teheran belum bereaksi terhadap laporan itu dan kantor berita Fars Iran mengatakan bahwa "masih belum jelas apakah serangan itu efektif atau tidak."
Bahkan, pihak Iran menyatakan laporan media AS tersebut adalah "gertak sambal yang dimaksudkan untuk mempengaruhi opini publik dan mendapatkan kembali reputasi Gedung Putih" yang hilang setelah dijatuhnya pesawat tak berawak oleh Iran.
Baca Juga
Trump sebelumnya membatalkan serangan militer pembalasan yang direncanakan pada hari Jumat karena balasan itu dinilai tidak "proporsional". Sedangkan Teheran memperingatkan Washington bahwa setiap serangan akan membuat kepentingan AS di Timur Tengah dihancurkan.
Kemarin Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton memperingatkan Teheran agar tidak salah menafsirkan pembatalan serangan menit-menit terakhir.
"Baik Iran maupun aktor bermusuhan lainnya tidak boleh salah menilai kehati-hatian AS," katanya menjelang pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem.
Jatuhnya pesawat tak berawak AS terjadi setelah serangkaian serangan terhadap tanker di jalur pelayaran Teluk yang padat. AS menuduh Iran sebagai pelaku peledakan kapa tersebut sehingga memperburuk hubungan yang sudah tegang antara kedua negara.
Iran telah membantah bertanggung jawab atas serangan-serangan itu.
Trump, yang menghabiskan hari Sabtu berkumpul dengan penasihatnya di Camp David, awalnya mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin menjadi "sahabat" Iran, jika negara itu setuju untuk melepaskan senjata nuklir.
"Ketika mereka setuju untuk itu, mereka akan memiliki negara kaya. Mereka akan sangat bahagia, dan saya akan menjadi teman terbaik mereka, "katanya kepada wartawan.