Bisnis.com, JAKARTA -- Organisasi Energi Atom Iran (The Atomic Energy Organization of Iran/AEOI) mengungkapkan batas persediaan pengayaan uranium Iran akan melampaui limit yang ditetapkan dalam Perjanjian Nuklir Iran 2015 dalam waktu 10 hari ke depan.
Dalam pernyataannya pada Senin (17/6/2019), AEOI mengatakan produksi pengayaan uranium Iran telah meningkat empat kali lipat. Adapun uranium bisa digunakan untuk membuat bahan bakar reaktor nuklir dan berpotensi membuat senjata nuklir.
"Kami telah meningkatkan tingkat pengayaan [uranium] sampai empat kali lipat dan bahkan meningkatkannya lagi baru-baru ini, sehingga dalam 10 hari akan melewati batas 300 kilogram (kg)," ujar juru bicara AEOI Behrouz Kamalvandi, dikutip dari Reuters, Selasa (18/6).
Dalam Perjanjian Nuklir Iran 2015, cadangan uranium pengayaan rendah (low-enriched uranium) dibatasi tidak boleh lebih dari 300 kg dengan konsentrasi 3,67 persen. Jumlah tersebut jauh di bawah tingkat konsentrasi 90 persen yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.
"Cadangan [uranium] Iran setiap hari meningkat pada tingkat yang lebih cepat," sambungnya.
Kamalvandi menambahkan langkah tersebut akan dihentikan apabila pihak lain yang terlibat dalam Perjanjian Nuklir Iran 2015 memenuhi komitmen mereka.
Baca Juga
Langkah yang dilakukan Iran ini semakin mengancam hancurnya kesepakatan pakta nuklir yang juga ditandatangani oleh Rusia, Inggris, Jerman, China, dan Prancis.
Kesepakatan nuklir dibuat untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir dengan imbalan penghapusan sebagian besar sanksi internasional yang dijatuhkan ke negara Timur Tengah itu. Pembicaraan mengenai program nuklir Iran memanas sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada tahun lalu dan kembali memperketat sanksi Iran.
Sementara itu, Inggris menyatakan akan melihat semua opsi jika Iran meningkatkan pengayaan uraniumnya. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Federica Mogherini juga menyampaikan pihaknya hanya akan bereaksi bila Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) telah mengidentifikasi peningkatan pengayaan uranium.
Adapun Israel mendesak kekuatan dunia untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran bila pengayaan uraniumnya melampaui batas.