Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Juta Orang Tinggalkan Venezuela

Sebanyak empat juta orang asal Venezuela telah meninggalkan negara mereka yang dilanda krisis ekonomi dan kemanusiaan, kata badan-badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)pada Jumat (7/6/2019).
Palang Merah Venezuela membagikan bantuan berupa jeriken air dan pil pemurni air kepada warga di Caracas, Venezuela, Selasa (16/4/2019)./Reuters-Manaure Quintero
Palang Merah Venezuela membagikan bantuan berupa jeriken air dan pil pemurni air kepada warga di Caracas, Venezuela, Selasa (16/4/2019)./Reuters-Manaure Quintero

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak empat juta orang asal Venezuela telah meninggalkan negara mereka yang dilanda krisis ekonomi dan kemanusiaan, kata badan-badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (7/6/2019).

Dikatakan, sekitar 700.000 di antara mereka meninggalkan Venezuela akhir tahun 2015.

Kekurangan makanan pokok dan obat-obatan telah meluas di negara anggota OPEC itu sementara permusuhan politik telah mengarah kepada gelombang kekerasan yang fatal.

Krisis telah semakin mendalam sejak Amerika Serikat memberlakukan sanksi-sanksi, termasuk atas industri perminyakan yang vital di negara itu, dalam usaha menggulingkan Presiden Nicolas Maduro yang beraliran kiri dan sebaliknya mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido.

"Arus orang-orang meninggalkan Venezuela mengagetkan," kata Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dalam pernyataan bersama.

PBB telah mengeluarkan angka sebelumnya yang mencapai 3,7 juta dan angka yang baru "mengkhawatirkan". Karena itu diperlukan dukungan bagi negara-negara penerima pengungsi terutama di Amerika Latin seperti Kolumbia menampung 1,3 juta, disusul Peru, Ekuador, Brasil dan Argentina, katanya.

Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski pada Kamis (6/6/2019) berjanji akan terus mendeportasi warga negara Venezuela yang memiliki catatan kejahatan bila perlu, bagian dari sikap tegas terhadap para migran.

Sebanyak 3,2 juta anak-anak di Venezuela - atau satu di antara tiga - memerlukan bantuan kemanusiaan, kata Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) dalam pernyataan terpisah pada Jumat (7/6/2019).

Tingkat kematian di antara anak-anak balita dua kali lipata dari 14 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010/2011 jadi 31 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2017, kata juru bicara UNICEF Christophe Boulierac dalam satu taklimat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper