Kabar24.com, JAKARTA — Dua orang korban penjarahan dalam aksi massa pada 22 Mei 2019, Abdul Rajab dan Ismail, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Rajab dan Ismail adalah pemilik warung kopi di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Seperti diketahui, kerusuhan sempat terjadi di kawasan Jalan Wahid Hasyim dalam aksi massa 22 Mei 2019 yang semula bermula di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di seputaran kawasan Thamrin.
Dalam kerusuhan itu, warung kopi milik Rajab dan Ismail dijarah oleh massa yang belum dapat diketahui identitasnya. Akibat penjarahan itu, Rajab mengaku rugi sekitar Rp30 juta dan Ismail mengaku rugi Rp20 juta.
Rajab mengatakan massa yang berhadapan dengan aparat kepolisian itu berlari di kawasan Jalan Wahid Hasyim. Pada saat berlari menghindari aparat itu, mereka juga menjarah sejumlah warung, termasuk milik Rajab. Mereka, ujar Rajab, juga memecahkan kaca warung-warung itu.
Dalam pertemuan dengan Jokowi, Rajab mengaku ditanya-tanya oleh Jokowi. Setelah mendengar penjelasan Rajab dan Ismail mengenai musibah yang dihadapi, menurut Rajab, Jokowi akan memberikan bantuan.
"Nilainya kita belum tahu," kata Rajab yang berusia 62 tahun.
Rajab berharap peristiwa seperti ini tidak terulang lagi. Rajab yang mengaku berjualan sejak 1979 itu berharap dapat berjualan lagi.
Sementara itu, Ismail mengaku kehilangan sejumlah barang dagangannya seperti mie instan, telur dan kopi. Warung milik Ismail juga dirusak oleh massa. Ismail mengaku terkena pecahan kaca di leher.
Ismail berharap peristiwa seperti itu tidak terulang di masa mendatang. Dalam ingatannya, pelaku pembakaran warungnya adalah anak muda berusia sekitar 18 tahun. "Remaja lah. Anak anak kecil," kata Ismail yang berusia 68 tahun.
Dalam kesempatan itu, Ismail mengaku bersyukur mendapatkan sumbangan dari Presiden. Di samping itu, sama halnya seperti Rajab, dia juga bersyukur dapat bertemu dengan Presiden di Istana Merdeka.