Kabar24.com, JAKARTA – Organisasi kepolisian internasional, Interpol, bergabung dalam penyelidikan serangan bom di Sri Lanka. Penyelidikan atas tragedi berdarah tersebut kini difokuskan pada kelompok ekstremis kedua yang dikenal sebagai Jamaat-ul-Mujahidin.
Dalam sesi khusus parlemen yang digelar hari ini, Selasa (23/4/2019), Menteri Negara Sri Lanka untuk bidang Pertahanan Ruwan Wijewardene mengatakan para penyelidik saat ini tengah menyelidiki hubungan antara kelompok jihadis nasional, Thowheed Jamath, dan Jamaat-ul-Mujahidin.
Wijewardene mengungkapkan serangan bom yang menghantam Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019) bisa jadi merupakan aksi balas atas serangan teroris di dua masjid di Selandia Baru bulan lalu.
Tim penyelidik internasional akan membantu pihak berwenang setempat dalam hal investigasi serta mengidentifikasi kemungkinan jaringannya di wilayah internasional. Tim penyelidik juga akan mengerahkan spesialis dalam pemeriksaan TKP, bahan peledak, antiterorisme, serta identifikasi dan analisis korban.
“Badan-badan intelijen telah melaporkan adanya organisasi-organisasi internasional di balik aksi-aksi teroris lokal ini,” ujar Presiden Sri Lana Maithripala Sirisena dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Bloomberg.
“Karena itu, telah diputuskan untuk mengupayakan bantuan internasional dalam hal penyelidikan,” lanjutnya.
Sementara itu, jumlah korban meninggal akibat serangkaian ledakan bom di sejumlah gereja dan hotel di Sri Lanka pada puncak perayaan Paskah akhir pekan kemarin dikabarkan telah mencapai 321 jiwa.
Seorang penyelidik senior mengatakan pada hari Senin (22/4) bahwa tujuh pembom bunuh diri telah mengambil bagian dalam serangan itu.
Di antara tempat yang menjadi target ledakan pada Minggu (21/4) pagi waktu setempat itu adalah hotel-hotel mewah seperti Shangri-La, Kingsbury, dan Cinnamon Grand, yang dihuni banyak turis asing.
Lebih dari 40 tersangka pelaku peledakan telah ditahan oleh pihak kepolisan, menurut juru bicara kepolisian nasional Ruwan Gunasekera pada Selasa (23/2).
Pascaserangan tersebut, Menteri Kabinet Harin Fernando mengungkapkan bahwa sebuah memo internal kepolisian tertanggal 11 April telah memperingatkan rencana sebuah kelompok yang disebut National Thowheed Jamath untuk membom gereja-gereja Katolik dan Komisi Tinggi India.
Pihak otoritas sendiri sebenarnya telah menerima beberapa peringatan tetapi tidak terlalu menganggapnya serius.
“Ada beberapa peringatan dari badan intelijen asing tentang serangan yang akan datang,” ungkap Menteri Kesehatan Sri Lanka Rajitha Senaratne dalam suatu konferensi pers di Kolombo pada Senin (22/4).
“Orang-orang yang disebutkan dalam laporan intelijen termasuk di antara mereka yang ditangkap. Beberapa yang disebutkan dalam laporan telah tewas dalam serangan itu. Kami sekarang tengah menyelidiki dukungan internasional untuk kelompok itu berikut jaringan mereka yang lain,” tambah Senaratne.