Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) capres-cawapres Joko Widodo - Ma'ruf Amin, Erick Thohir menegaskan bahwa kabar surat suara pemilu luar negeri sudah dihitung adalah berita bohong atau hoaks.
Menurutnya, hoaks ini disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab mendekati waktu pencoblosan Pilpres dan Pileg 17 April. Dia meminta kepada masyarakat agar tidak mudah percaya karena merupakan tipu daya menjelang hari pemilihan umum.
"Ini merupakan rekayasa dari kelompok tertentu yang ingin membuat suasana gaduh dan memanfaatkan situasi. Tidak pernah ada perhitungan lebih awal. Sesuai dengan UU Pemilu, semua akan dihitung bersamaan," jelas Erick Thohir melalui keterangan pers di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Sesuai Pasal 167 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pemilu di luar negeri memang diselenggarakan lebih awal (early voting).
Meski dimulai lebih awal, namun penghitungan suara dilakukan bersamaan dengan di dalam negeri, yakni seluruh suara baru direkapitulasi pada 17 April 2019.
Hal senada disampaikan oleh Komisioner KPU, Pramono Tantowi Ubaid yang menyatakan bahwa penghitungan suara pemilu presiden dan pemilu legislatif di luar negeri belum dilakukan sehingga belum bisa ditentukan siapa pemenangnya.
"Tidak benar. Karena penghitungan suara untuk pemilu luar negeri di semua KBRI/KJRI baru dilaksanakan pada 17 April. Jadi kalau ada info soal hasil pemilu di luar negeri sekarang-sekarang ini, maka pasti hoaks. Ini juga menjawab adanya informasi yang beredar di media sosial, WhatsApp mengenai hasil pemilu di sejumlah negara. Hal itu sama sekali tidak benar," ujar Pramono Tantowi Ubaid di Jakarta yang dikutip dari beberapa media.
Atas dasar semakin masifnya berita-berita bohong, fitnah, dan hoax yang bisa memecah belah, bahkan mendiskreditkan lembaga atau institusi negara yang bertanggung jawab terhadap pemilu, seperti KPU atau Bawaslu, Erick meminta kepada masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengecek sumber berita sebelum menyebarkan melalui media sosial.
"Menuju pesta demokrasi terbesar dalam sejarah negeri ini, mari kita bersama-sama menjaga persatuan, kedamaian, dan juga kebersamaan dalam kegembiraan sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan berita-berita bohong. Tetap percaya kepada lembaga penyelenggaran pemilu, baik saat pencoblosan hingga perhitungan, dan hargai hasilnya, tanpa harus ada ancaman apapun. Jangan takut dan merasa terancam, karena TNI dan Polri siap mengamankan dan menjaga Pemilu agar berjalan lancar," lanjut Erick.