Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Ajukan Daftar Produk UE Untuk Dikenakan Tarif Tinggi

Perwakilan Dagang AS mengajukan daftar produk Uni Eropa mulai dari pesawat komersial dan suku cadang hingga produk susu dan anggur untuk dikenai tarif tinggi sebagai balasan atas subsidi pesawat oleh Eropa.
Logo Airbus/Reuters-Regis Duvignau
Logo Airbus/Reuters-Regis Duvignau

Bisnis.com, JAKARTA – Perwakilan Dagang AS mengajukan daftar produk Uni Eropa mulai dari pesawat komersial dan suku cadang hingga produk susu dan anggur untuk dikenai tarif tinggi sebagai balasan atas subsidi pesawat oleh Eropa.

Dengan langkah tersebut, Departemen Perdagangan AS (USTR) menyatakan memulai proses pembalasan terhadap kerugian senilai lebih dari US$11 miliar atas subsidi UE untuk Airbus. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah menemukan subsidi itu berdampak buruk bagi Amerika Serikat.

Uni Eropa dan Amerika Serikat bersengketa selama lebih dari satu dekade karena saling klaim memberikan bantuan ilegal untuk produksi pesawat raksasa Boeing dan Airbus. Kasus itu pun menjadi pembahasan di tingkat WTO.

Kedua belah pihak telah ketahuan membayar miliaran dolar subsidi untuk mendapatkan keuntungan dalam bisnis jet global.

Pernyataan USTR menandai peningkatan ketegangan karena Amerika Serikat berusaha untuk mengenakan tarif tinggi atas berbagai produk UE. Uni Eropa tetap tidak berubah, bahkan memberikan subsidi tambahan meski diprotes oleh AS.

“Tujuan utama kami adalah mencapai kesepakatan dengan UE untuk mengakhiri semua subsidi yang tidak konsisten untuk pesawat sipil besar. Ketika UE mengakhiri subsidi berbahaya ini maka siap menghentian kebjakan kami, ” ujar Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dalam pernyataan sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (9/4/2019).

WTO menyatakan tahun lalu akan mengevaluasi permintaan AS untuk menjatuhkan sanksi bernilai jutaan dolar terhadap produk-produk Eropa sebagai tanggapan atas putusan bahwa UE telah memberikan subsidi  ilegal kepada perusahaan pesawat raksasa tersebut.

Amerika Serikat memperkirakan nilai subsidi-subsidi tersebut senilai US$11,2 miliar meskipun UE menentang perkiraan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper