Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Bilang Ndasmu, TKN Jokowi Bereaksi Keras

Pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut Ibu Pertiwi sedang diperkosa dan "Ndasmu" saat kampanye akbar, Minggu (7/4/2019), ditanggapi keras Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (7/4/2019)/Feni Frecinetia/Bisnis
Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (7/4/2019)/Feni Frecinetia/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut Ibu Pertiwi sedang diperkosa dan "Ndasmu" saat kampanye akbar, Minggu (7/4/2019), ditanggapi keras Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzilly menduga, kemungkinan Prabowo sudah kalap sehingga menggunakan pernyataan-pernyataan yang tidak terkendali. Politikus Golkar itu menganggap ucapan Prabowo tak layak dikeluarkan dalam kapasitasnya sebagai capres.

"Apa tidak ada kata lain yang lebih terhormat untuk menghargai bangsa sendiri selain 'diperkosa'? Mana ada rakyat yang simpati dengan pemimpin yang selalu terlihat emosi tak terkendali, marah-marah dan berjarak dengan rakyat," kata Ace dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (8/4/2019).

Menurut Ace, Prabowo tidak sama sekali menawarkan program konkret saat kampanye akbar. Dia dituding hanya membangkitkan emosi dengan retorika politik yang ketinggalan jaman.

Prabowo juga dianggap hendak menjiplak karakter Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena suka bicara kasar. Menurut Ace, bicara kasar berbeda dengan tegas.

"Kata 'ndasmu' yang digunakan Prabowo ketika merespon ekonomi tumbuh 5%, jelas sebuah narasi yang bukan hanya merendahkan Jokowi tapi juga kerja keras bangsanya sendiri. Padahal kalaupun Prabowo mau bergaul dengan ekonomi yang benar, wawasannya akan lebih terbuka," katanya.

Ace menganggap pertumbuhan ekonomi sekitar 5% di tengah kondisi perekonomian global yang tak menentu merupakan prestasi. Karena itu, harusnya capaian tersebut diapresiasi bukan justru direndahkan.

"Capaian ekonomi negara kita justru banyak diapresiasi oleh lembaga-lembaga internasional. Pak Jokowi tidak pernah puas dengan hasil itu. Reformasi struktural untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi terus dilakukan. Tapi Pak Jokowi ingin pertumbuhan ekonomi dilakukan secara berkualitas, merata dan berkeadilan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper