Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Pakistan akan membebaskan 360 tahanan asal India pada bulan ini seiring meredanya tensi antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.
Ketegangan antara Pakistan dan India sempat meningkat pada Februari lalu setelah sebuah bom bunuh diri meledak di kawasan sengketa Kashmir dan menewaskan setidaknya 40 polisi militer India. New Delhi kala itu menuding kelompok militan yang didukung Pakistan berada di balik serangan tersebut. Tuduhan tersebut tentu saja disangkal oleh Pakistan.
Alih-alih mereda, konfrontasi kedua negara justru mencapai puncaknya ketika India melancarkan serangan udara pada 27 Februari ke kawasan Pakistan yang disebut sebagai pangkalan militan. Sehari setelahnya, Pakistan menembak jatuh pesawat tempur India dan menahan pilotnya yang kemudian dibebaskan.
"Pakistan telah memutuskan bahwa 360 narapidana India, 355 nelayan dan 5 warga sipil, yang telah menyelesaikan masa hukumannya, akan dibebaskan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Mohammad Faisal seperti dikutip Reuters pada Sabtu (6/4/2019).
Faisal menyebutkan bahwa para tahanan akan dibebaskan secara bertahap dalam empat gelombang yang dimulai pada Senin (8/4/2019).
Karena hubungan antara India dan Pakistan yang tak stabil, tahanan yang telah menyelesaikan hukuman penjara acap kali tak langsung dibebaskan dan harus tertahan di penjara masing-masing selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Menurut data yang dipertukarkan kedua belah pihak pada Januari, terdapat 347 warga Pakistan yang berada di penjara India. Mohammad Faisal mengungkapkan bahwa 249 di antaranya adalah warga sipil, sementara 98 lainnya adalah nelayan. Sementara itu, terdapat 537 warga India yang ditahan oleh Pakistan, 483 di antaranya adalah nelayan.
"Kami berharap India dapat membalas langkah ini," kata Faisal melanjutkan.