Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Positif dan Negatif Bagi-bagi Jatah Menteri ala BPN Prabowo-Sandi

Pembagian jatah menteri bagi partai politik dianggap wajar. Akan tetapi, hal itu masih dianggap tabu sebagian besar masyarakat Indonesia.
Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Sujono Djojohadikusumo (tengah), menjawab pertanyaan wartawan di Kantor KPU, Jakarta, Senin (11/3/2019). Kedatangan Hashim didampingi anggota BPN Prabowo-Sandi untuk melaporkan adanya dugaan Daftar Pemilih Tetap (DPT) ganda dalam Pemilu 2019./ANTARA-Reno Esnir
Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Sujono Djojohadikusumo (tengah), menjawab pertanyaan wartawan di Kantor KPU, Jakarta, Senin (11/3/2019). Kedatangan Hashim didampingi anggota BPN Prabowo-Sandi untuk melaporkan adanya dugaan Daftar Pemilih Tetap (DPT) ganda dalam Pemilu 2019./ANTARA-Reno Esnir

Bisnis.com, JAKARTA- Pembagian jatah menteri untuk partai politik anggota koalisi pada sebuah pemilu presiden dianggap bisa membawa dampak positif dan negatif. Dampak-dampak itu bisa juga menjerat semua kandidat pada Pilpres 2019.

Menurut Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo, dampak negatif yang bisa muncul dari pembagian jatah menteri kepada parpol koalisi adalah stigma di masyarakat. Pandangan negatif bisa semakin muncul jika pembicaraan soal jatah menteri dilakukan sebelum pemilu berakhir.

"Bagi-bagi jatah menteri sebelum hasil pemilu diketahui bisa meninbulkan kesan sombong dan terlalu percaya diri. Hal ini justru bisa berpotensi menimbulkan sentimen negatif di mata publik. Meskipun pada sisi lain, politisi atau kandidat harus memiliki kepercayaan diri," kata Karyono kepada Bisnis, Selasa (2/4/2019).

Nilai positifnya, pembagian jatah menteri dan pengumumannya sebelum pemilu berakhir dianggap bisa memperkuat soliditas koalisi. Karyono menganggap semangat tim kampanye bisa bertambah jika komitmen pembagian jatah menteri diumumkan sejak jauh-jauh hari.

Menurut Karyono, wajar jika ada praktik pembagian jatah menteri pada setiap ajang pilpres. Sebabnya, proses pemilu yang dijalani pasti melibatkan parpol. Sementara, salah satu tujuan partai politik didirikan adalah untuk berkuasa.

"[Bagi-bagi jabatan] lebih memberikan kepastian komitmen politik bagi partai koalisi. Kerja partai dan tim yang lain lebih bersemangat," katanya.

Pembicaraan soal pembagian jatah menteri mencuat pasca Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Hashim Djojohadikusumo mengatakan ada dua partai yang sudah pasti mendapat kursi menteri jika Prabowo menang pemilu. Kedua partai itu adalah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Kita kan sudah sepakat dengan PAN ada tujuh menteri untuk PAN, enam untuk PKS,” katanya di Jakarta, Senin (1/4/2019).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper