Bisnis.com, JAKARTA - Kubu pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 menggelindingkan gerakan Rabu Putih terkait pelaksanaan pemungutan suara pada 17 April 2019.
Gerakan Rabu Putih itu kemudian ditanggapi anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean. Ferdinan menyebutkan Gerakan Rabu Putih membuat azas kerahasiaan dalam pemilu tidak lagi terpenuhi. Lebih dari itu, gerakan itu berpotensi menciptakan pengelompokkan di TPS dan menjadi rawan konflik.
Menanggapi pernyataan itu, Juru Bicara TKN Jokowi-Kiai Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily menilai lontaran pernyataan dari kubu BPN Prabowo Subianto - Sandiaga Uno bahwa pengenaan baju putih berpotensi menimbulkan konflik merupakan hal yang mengada-ada.
Sementara itu, anggota TKN Jokowi - Maruf, Irma Chaniago menilai kubu 02 terus mengeluarkan narasi yang ingin membenturkan masyarakat.
"Kami melihat respons dari kubu BPN terkait Rabu putih yang diutarakan oleh Presiden Jokowi menimbulkan keributan. Mulai dari baju putih adalah klaim Prabowo padahal warna partai Gerindra adalah oranye, menimbulkan konflik karena dapat mentarget mana saja pendukung paslon 01 hingga keributan lainnya, "kata Irma di Jakarta, Jumat (29/3/2019) seperti disampaikan dalam keterangan resmi TKN.
Irma melanjutkan seharusnya dalam kampanye yang dikedepankan adalah kreatifitas dan inovasi, bukan menegangnya otot disertai narasi yang seolah-olah berpotensi mengajak keributan dalam pilpres 2019.
Baca Juga
"Pihak BPN kami sarankan agar mengeluarkan kreasinya sendiri, bukan cenderung ngotot dan seperti kebakaran jenggot dalam menyikapi kreativittas Rabu Putih dari Paslon 01," tandasnya.
Politisi Partai Nasdem itu meminta agar masyarakat tidak terpengaruh dengan provokasi yang dilontarkan oleh pihak-pihak yang tidak ingin berjalan lancar.
"Mari kita rapatkan barisan untuk menjaga agar pilpres kali ini berjalan lancar, aman dan damai," ujar Irma.
Pernyataan tentang Gerakan Rabu Putih dan potensi konflik disampaikan Ferdinand Hutahaean dalam sebuah program televisi. Dalam program Special Report iNews, Rabu (27/3/2019), Ferdinand menyinggung soal azas pemilu yang 'luber' alias langsung, umum, bebas, rahasia.
Rabu Putih dinilainya membuat azas luber menjadi tidak terpenuhi. Di sisi lain, hal itu juga dikhawatirkan bisa menyebabkan terjadinya pengelompokan antarpendukung. Hal itulah yang dinilai Ferdinand sebagai bibit konflik.