Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cara TKN Genjot Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Jelang Pilpres 2019

Kampanye Rapat Umum akan dimulai 24 Maret hingga 13 April 2019. Metode kampanye itu dipercaya bisa menaikkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf
Ace Hasan Syadzil, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kyai Maruf/Antara
Ace Hasan Syadzil, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kyai Maruf/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Kampanye dengan metode rapat umum akan menjadi senjata Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk menaikkan dan menjaga elektabilitas pasangan nomor urut 01 di pilpres 2019 itu.

Juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily mengatakan, rapat umum akan dimanfaatkan maksimal karena sebentar lagi kampanye dengan metode itu sudah dimulai. Pelaksanaan kampanye rapat umum akan berlangsung 24 Maret 2019 hingga 13 April 2019.

Pernyataan itu disampaikan Ace menanggapi hasil survei pilpres yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari hingga 5 Maret lalu. Dalam hasil survei yang diterbitkan Rabu (20/3/2019) ini, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tercatat menipis dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Survei Litbang Kompas ini harus disikapi sebagai pelecut untuk lebih kerja keras memanfaatkan sisa waktu satu bulan ke depan. Apalagi Kompas menyebut [kampanye] rapat umum sangat menentukan. Kami akan memanfaatkan rapat umum ini untuk menaikan elektabilitas secara maksimal,” kata Ace dalam keterangan tertulis kepada wartawan.

Berdasarkan survei Kompas, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga adalah 11,8%. Jokowi-Ma'ruf mendapat dukungan 49,2 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga meraih 37,4 persen. Ada 13,4 persen responden yang merahasiakan pilihannya.

Jika berkaca pada survei Litbang Kompas pada Oktober 2018, ada penurunan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. Sebaliknya, elektabilitas Prabowo-Sandiaga mengalami kenaikan.

Pada Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf mendapat dukungan 52,6 persen, sementara Prabowo-Sandi 32,7 persen, dengan 14,7 persen responden merahasiakan jawaban.

“Sebetulnya jarak 6 bulan antara bulan Oktober 2018 ke Maret 2019 merupakan jarak cukup jauh. Ada proses yang dinamis. Itu sesuatu yang biasa saja. Apalagi survei ini belum memotret hasil debat ketiga dimana masyarakat yang pada awalnya under estimate kepada Kyai Ma’ruf Amin, ternyata banyak menyebutnya di luar ekspektasi,” kata Ace.

Politikus Golkar itu yakin Jokowi-Ma'ruf akan menang di pemilu 2019. Dia juga optimis suara Jokowi-Ma'ruf akan melebihi 55 persen di pemilu mendatang.

“Apalagi membaca survei Litbang  Kompas ini juga harus dibacanya hasil  ekstrapolasi yang juga secara jelas disebutkan dalam Kompas, atau bahasa non statistik: "Prediksi Hasil Akhir": 56,8 persen vs 43,2 persen. Jadi selisih hasil akhirnya 13,6 persen,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper