Bisnis.com, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf mengakui, elektabilitas pasangan Prabowo - Sandiaga lebih unggul di beberapa daerah dibanding elektabilitas Jokowi - Ma'ruf.
Hal itu dipaparkan dalam acara konsolidasi TKN dengan para kepala daerah maupun pimpinan parlemen di Hotel Borobudur, Jakarta pada Minggu (17/3/2019) malam.
Ketua Harian TKN Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko membeberkan, elektabilitas jagoannya masih tertinggal di sebagian Sumatera, Banten, Jawa barat dan DKI Jakarta.
"Kalau di Jakarta, hampir fifty-fifty (dengan Prabowo)," ujar Moeldoko saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta pada Minggu (17/3/2019) malam.
Menurut Moeldoko, di daerah-daerah tersebut, hoaks masih pesat beredar dan masyarakat kadung percaya, kendati berkali-kali ditepis.
"Terjadi anomali di tengah masyarakat, kehilangan logika. Post truth terjadi. Masyarakat percaya hoaks yang masif beredar," ujar Moeldoko.
Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Verry Surya Hendrawan juga mengatakan hal serupa. Memakai data survei teranyar Saiful Mujani Research Center (SMRC), Verry mengakui masih ada 6 persen masyarakat yang percaya hoaks Jokowi PKI.
"Isu PKI ini terlanjur digulirkan dan dipercaya. PR (pekerjaan rumah) kami mengeliminir isu ini," ujar Verry saat ditemui di lokasi yang sama.
Menurut Verry, selama ini Jokowi sudah berupaya mengeliminir isu tersebut dengan mengklarifikasinya di berbagai forum terbuka.
"Tapi mungkin pembentukan persepsi yang berulang-ulang, menjadi post-truth," ujar dia.
Selain isu hoaks, sentimen agama dan isu lainnya juga dinilai membuat elektabilitas Jokowi di sejumlah tempat masih tertinggal.
"Di Sumatera Barat masih terpengaruh isu agama, Sumsel dan Riau juga tertinggal karena harga komoditas kelapa sawit dan karet," ujar Verry.
Di tanah kelahiran calon wakil presiden Ma'ruf Amin, Banten, elektabilitas Jokowi juga masih tertinggal.
"Namun selisihnya hanya di angka margin error, 1-2 persen," ujar dia.
Secara umum, Verry membeberkan, elektabilitas Jokowi aman di angka 57 persen.
"Kemantapan pemilih sudah 80 persen. Jadi yang menjadi kekhawatiran kami untuk saat ini adalah golput," ujarnya.