Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Insiden Penembakan di Selandia Baru

Tindakan kejahatan dengan kekerasan sebenarnya jarang terjadi di Negara Kiwi tersebut, dan para petugas polisi biasanya tidak membawa senjata, walaupun sebelumnya pernah terjadi kasus penembakan masal.
Brenton Tarrant didakwa atas pembunuhan sehubungan dengan serangan masjid,saat penampilannya di Pengadilan Distrik Christchurch, Selandia Baru 16 Maret 2019./Reuters
Brenton Tarrant didakwa atas pembunuhan sehubungan dengan serangan masjid,saat penampilannya di Pengadilan Distrik Christchurch, Selandia Baru 16 Maret 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Selandia Baru sedang mengalami masa terkelam setelah terjadi aksi teror penembakan yang menewaskan 49 orang ketika para korban sedang melaksanakan salat Jum'at di dua masjid di Christchurch, kota terbesar di South Island

Tindakan kejahatan dengan kekerasan sebenarnya jarang terjadi di Negara Kiwi tersebut, dan para petugas polisi biasanya tidak membawa senjata, walaupun sebelumnya pernah terjadi kasus penembakan masal.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (16/3/2019), di bawah ini daftar beberapa aksi penembakan sebelumnya yang terjadi di Selandia Baru.

1997
Seorang penembak menewaskan 6 orang, termasuk sang ayah, dan melukai 4 orang lainnya di pondok ski yang berada di desa kecil di Raurimu. Pelaku akhirnya dinyatakan tidak bersalah dengan alasan mengidap penyakit jiwa.

1994
Sebanyak tujuh anggota dari keluarga Bain ditembak mati di Dunedin, kota terbesar kedua di South Island. Seorang anak laki-laki dari keluarga Bain yang masih hidup, dihukum terkait pembunuhan tersebut pada 1995. Namun, pada akhirnya dibebaskan setelah sidang ulang pada 2009.

1992
Di sebuah peternakan yang terletak di pinggiran Auckland, Brian Schlaepfer menembak dan menusuk 6 anggota keluarganya sebelum akhirnya dia bunuh diri dengan senjata api.

1990
Seorang penembak gila membunuh 13 orang yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak di sebuah desa kecil pinggir laut di Aramoana. Akhirnya, pelaku dibunuh oleh polisi. Kejadian ini mendorong pengetatan undang-undang kepemilikan senjata.

1943
Sebanyak 48 tahanan perang dan seorang penjaga tewas ketika petugas melepas tembakan saat terjadi kerusuhan napi di sebuah kamp. Kamp ini digunakan untuk menahan para tentara Jepang yang tertangkap selama Kampanye Guadalcanal. Pengadilan militer memutuskan bahwa para tahanan bertanggung jawab, tetapi tidak ada tuntutan yang diajukan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper