Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tidak mau terburu-buru untuk menuntaskan kesepakatan perdagangan dengan China.
Trump dan Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan mengadakan pertemuan di resor milik Trump, Mar-a-Lago, di Florida akhir bulan ini. Meski demikian, hingga kini belum ada tanggal pasti pertemuan tersebut dan tidak ada pembicaraan langsung lebih lanjut antara tim dagang mereka.
Kepada awak media di Gedung Putih pada Rebu (13/3/2019), Trump mengatakan melihat peluang bagus tercapainya kesepakatan, sebagian karena keinginan China setelah terpukul tarif AS terhadap impor barang-barangnya.
Namun Trump mengakui bahwa Xi Jinping kemungkinan bersikap hati-hati setelah melihat Trump mengakhiri pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Februari di Vietnam tanpa kesepakatan damai.
“Saya pikir Presiden Xi melihat bahwa saya adalah seseorang yang akan pergi ketika tidak terjalin kesepakatan. Anda tahu selalu ada kemungkinan hal itu bisa terjadi dan dia mungkin tidak menginginkannya,” ujar Trump, seperti dilansir Reuters.
Pemerintah China memang belum membuat pernyataan publik yang mengkonfirmasikan bahwa Xi Jinping sedang mempertimbangkan untuk bertemu Trump di Florida atau di tempat lain.
Trump, yang suka menyoroti kemampuannya dalam membuat kesepakatan, mengatakan kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang dengan China dapat diselesaikan sebelum pertemuan antara kedua pemimpin itu atau dituntaskan secara langsung oleh keduanya.
“Kami bisa melakukannya dengan dua cara itu. Kami bisa menyelesaikan kesepakatan kemudian datang dan menandatanganinya, atau kami bisa memiliki kesepakatan yang hampir selesai dan menegosiasikan beberapa poin terakhir. Saya lebih suka itu,” papar Trump.
Bulan lalu Trump memutuskan untuk tidak menaikkan tarif terhadap impor barang-barang China sesuai waktu yang ditetapkan pada 1 Maret, mengingat kelancaran negosiasi dagang yang telah dijalani kedua belah pihak.
Namun AS dan China tetap terganjal beberapa isu, di antaranya tentang kekayaan intelektual. Pemerintah AS menuding China memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk berbagi kekayaan intelektual dan mentransfer teknologi mereka ke mitra-mitra lokal demi melakukan bisnis di China.
Pemerintah China telah tegas membantah terlibat dalam praktik semacam itu.
Dalam keterangannya pada Rabu, Trump kembali menegaskan jika masalah kekayaan intelektual harus masuk klausa kesepakatan perdagangan. Ia mengindikasikan dari sudut pandangnya sendiri bahwa kesempatan pertemuan dengan Xi Jinping masih terbuka.
“Saya pikir semuanya berjalan dengan sangat baik, kita hanya menunggu tanggalnya. Saya tidak terburu-buru sama sekali. Itu harus menjadi kesepakatan yang tepat. Itu harus menjadi kesepakatan yang bagus untuk kami dan jika tidak, kami tidak akan membuat kesepakatan itu,” tandasnya.