Bisnis.com, JAKARTA - Reli saham Amerika Serikat berlanjut di hari kedua diikuti dengan penolakan parlemen Inggris terhadap revisi kesepakatan Brexit yang ditawarkan oleh Perdana Menteri Theresa May.
Daftar negara yang melarang penerbangan Boeing 737 Max semakin bertambah, sementara AS berargumen bahwa jet generasi terbaru ini aman dan layak terbang.
Selain ketiga isu di atas, berikut adalah beberapa hal yang diperbincangkan pasar global.
1. Washington Pertahankan Opsi Ancaman Tarif
Negosiator perdagangan Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington harus mempertahankan opsi menaikkan tarif impor China sebagai cara untuk memastikan mereka memenuhi kesepakatan perdagangan yang dapat diselesaikan dalam beberapa pekan ke depan.
"Kami harus mempertahankan hak untuk menaikkan tarif dalam situasi jika ada indikasi pelanggaran perjanjian," ujar Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer dalam kesaksian di hadapan Komite Keuangan Senat, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (13/3).
"Saya tidak dapat memprediksi keberhasilan kesepakatan dagang pada saat ini, tetapi kami bekerja keras dan kami telah membuat kemajuan nyata," tambahnya.
Menanggapi pertanyaan dari Senator Demokrat Ron Wyden, Lighthizer menolak untuk mengatakan bahwa pemerintah akan menurunkan tarif AS jika mencapai kesepakatan dengan China.
"Hal itu masih dalam proses negosiasi," kata Lighthizer.
2. Reli Saham AS Berlanjut
Reli saham Amerika Serikat pada hari kedua akan memberikan dampak campuran pada pasar saham Asia.
Tresuri menguat setelah data inflasi dilaporkan melemah, mendukung proyeksi The Fed yang akan menahan perubahan kebijakan moneter.
Futures pada ekuitas di Jepang dan Australia melemah, sementara saham Hong Kong diindikasikan akan dibukan dengan pergerakan stagnan setelah Indeks S&P 500 membukukan kenaikan kecil.
Di sisi lain dolar AS melemah sementara harga minyak mentah meningkat.
Dalam beberapa hari mendatang, fokus investor akan beralih ke data produksi dan penjualan ritel China, serta keputusan kebijakan Bank Sentral Jepang.
3. Krisis Boeing semakin Mendalam
Boeing Co. terpuruk dalam krisis global yang semakin memburuk setelah beberapa negara memutuskan untuk melarang penerbangan menggunakan jet 737 Max dengan meningkatnya kekhawatiran atas jaminan keselamatan.
Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa dan regulator India melarang semua penerbangan menggunakan 737 Max pada Selasa (12/3), di tengah proses penyelidikan sebab pesawat Ethiopian Airlines jatuh di kawasan dekat Addis Ababa yang menewaskan 157 orang.
Kecelakaan 1ini terjadi kurang dari lima bulan setelah Lion Air 737 Max 8 jatuh ke Laut Jawa di lepas pantai Indonesia.
Gerakan massal global untuk melarang operasional menyebabkan Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) semakin terisolasi satu hari setelah mereka menyatakan kepercayaan pada kelaikan pesawat itu.
Beberapa yurisdiksi termasuk China, Australia, dan Singapura telah melarang penerbangan menggunakan Max, disusul dengan arahan larangan terbang dari maskapai di Amerika Latin, Afrika dan Timur Tengah.
FAA mengatakan mereka belum melihat bukti adanya masalah keselamatan dari jet model terbaru itu dan menegaskan kembali keputusan mereka untuk tidak mengikuti kebijakan negara lain dalam melarang operasional pesawat.
4. PM Theresa May Kalah Lagi di Parlemen
Kesepakatan Brexit yang ditawarkan oleh Perdana Menteri Theresa May kembali ditolak parlemen.
Hal ini menyebabkan Inggris terjun ke dalam krisis politik dan menimbulkan perkiraan bahwa Brexit akan ditunda atau bahkan dibatalkan.
Kesepakatan May, yang sudah dinegosiasikan kembali pada Senin (11/3) malam, dikalahkan dengan 391 suara penolakan banding 242 suara.
Dengan tidak adanya solusi kesepakatan yang dicapai, parlemen kemungkinan akan mengadakan voting untuk menunda Brexit dalam pekan ini, termasuk anggota kabinet May yang diperkirakan akan bermanuver untuk memaksa pemerintah mengulang perencanaan Brexit dari awal.
Hasil voting ini mengakibatkan pelemahan pada poundsterling untuk kedelapan kali dalam sembilan sesi perdagangan.
5. The Fed Cekal Mantan Bankir Goldman yang terlibat Kasus 1MDB
Mantan bankir Goldman Sachs Group Inc. Tim Leissner dan Roger Ng dicekal dari industri finansial oleh The Fed karena peran mereka dalam membantu mengalihkan miliaran dolar dari dana 1MDB Malaysia.
The Fed mengatakan dalam sebuah pernyataan, Leissner dan Ng mengoordinasikan penawaran obligasi yang memungkinkan penggelapan dana dari 1MDB.
Menurut regulator, sebagian uang itu digunakan untuk menyuap pejabat pemerintah di Malaysia dan Abu Dhabi. Para pelaku juga menggunakan uang tersebut untuk memenuhi gaya hidup mewah.