Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ethiopian Airlines Stop Operasional Boeing 737 Max 8 Miliknya

Penghentian dilakukan sebagai akibat dari jatuhnya pesawat dengan nomor registrasi Et-AVJ, Minggu (10/3). Ethiopian Airlines belum menentukan batas penghentian operasional Boeing 737 Max 8 yang mereka miliki
Petugas berkumpul di lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302, di dekat Kota Bishoftu, 62 kilometer dari tenggara Ibukota Addis Ababa, Ethiopia, Minggu (10/3/2019)./REUTERS-Tiksa Negeri
Petugas berkumpul di lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302, di dekat Kota Bishoftu, 62 kilometer dari tenggara Ibukota Addis Ababa, Ethiopia, Minggu (10/3/2019)./REUTERS-Tiksa Negeri

Bisnis.com, JAKARTA -- Maskapai Ethiopian Airlines menghentikan semua operasional pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang mereka miliki. Penghentian itu sebagai buntut dari peristiwa jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines, Minggu (10/3/2019).

Dalam pernyataan resmi pihak maskapai di akun twitter resmi, Ethiopian Airlines menyebut penghentian operasionalisasi Boeing 737 Max 8 dilakukan hingga waktu yang belum ditentukan. Langkah itu diambil sebagai upaya pencegahan keamanan.

"Meski kami belum tahu penyebab insiden [jatuhnya pesawat], kami memutuskan untuk melarang semua penerbangan dengan pesawat serupa sebagai tindakan pencegahan keamanan ekstra," tulis pihak maskapai, Senin (11/3).

Pesawat Ethiopian Airlines jatuh di dekat Kota Bishoftu, Ethiopia, beberapa menit setelah lepas landas dari bandara di Addis Ababa. Pesawat dengan nomor registrasi ET-AVJ itu jatuh saat hendak menuju ibu kota Kenya, Nairobi.

Kecelakaan itu menewaskan 157 penumpang dan awak pesawat. Hingga kini, proses evakuasi dan penyelidikan sebab jatuhnya pesawat masih dilakukan.

Salah satu korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX 8 adalah Jonathan Seex, CEO perusahaan perhotelan, Tamarind Group. Seorang WNI yang merupakan staf PBB juga menjadi korban di peristiwa itu.

Reuters sebelumnya melaporkan bahwa 157 korban tewas dalam kecelakaan tersebut setidaknya berasal dari 30 negara, termasuk Indonesia.

Selain itu, ada warga Kenya sebanyak 32 orang; Kanada 18 orang; Ethiopia 9 orang; China, Italia, dan AS masing-masing 8 orang; Prancis dan Inggris 7 orang; Mesir 6 orang; Jerman 5 orang; India dan Slovakia 4 orang; Austria, Rusia, dan Swedia 3 orang; Spanyol, Israel, Maroko, dan Polandia 2 orang.

Kemudian, masing-masing 1 warga Belgia, Djibouti, Irlandia, Mozambik, Norwegia, Arab Saudi, Rwanda, Sudan, Somalia, Serbia, Togo, Uganda, Yaman, Nepal, Nigeria, Indonesia, dan seseorang dengan paspor PBB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper