Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah situs peluncuran roket jarak jauh Korea Utara mulai kembali operasi. Hal ini dinilai oleh para ahli AS sebagai "penghinaan" terhadap strategi diplomatik antara Presiden Donald Trump dengan Pyongyang.
Pusat Kajian Strategis dan Internasional AS menggunakan citra satelit komersial untuk melacak perkembangan situs nuklir tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan sebelum pertemuan puncak yang dibatalkan minggu lalu di Hanoi antara Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong Un dari Korea Utara.
Gambar yang diambil pada 6 Maret menunjukkan struktur yang dipasang di rel untuk mentransfer roket ke landasan peluncuran telah selesai, dan mungkin sekarang sudah beroperasi.
Kemajuan juga tampaknya telah dibuat untuk membangun kembali struktur pendukung untuk alat pengujian mesin roket.
"Melihat konstruksi itu, ditambah aktivitas di area lain di lokasi, Sohae [Stasiun Peluncuran Satelit] tampaknya telah kembali ke status operasional normal," menurut laporan pusat kajian itu sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (8/3).
Baca Juga
Kim telah setuju untuk menutup situs Sohae pada pertemuan puncak dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Pyongyang sebagai bagian dari langkah-langkah untuk membangun kepercayaan.
Gambar satelit pada bulan Agustus memperlihatkan pekerja telah membongkar dudukan uji mesin.