Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesanan Eskpor Kedelai AS ke China Belum Muncul

Sepekan setelah Menteri Pertanian Amerika Serikat Sonny Perdue mengatakan bahwa China berjanji untuk meningkatkan volume pembelian komoditas kedelai Amerika, belum ada penjualan yang dilakukan.
Para pedagang yang memiliki informasi mengatakan hingga saat ini belum ada transaksi kedelai dengan China./JIBI-Nurul Hidayat
Para pedagang yang memiliki informasi mengatakan hingga saat ini belum ada transaksi kedelai dengan China./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Sepekan setelah Menteri Pertanian Amerika Serikat Sonny Perdue mengatakan bahwa China berjanji untuk meningkatkan volume pembelian komoditas kedelai Amerika, belum ada penjualan yang dilakukan.

Para pedagang yang memiliki informasi mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada transaksi dengan China, padahal Jumat (1/3) lalu sejumlah pembeli China turun ke pasar untuk melakukan penawaran.

Ini merupakan kekecewaan bagi petani Amerika yang tengah berupaya mendistribusikan hasil panen mereka yang tertumpuk berkarung-karung di dalam gudang penyimpanan akibat perang tarif antara Washington dan Beijing.

"Memang ada banyak perbincangan. Tapi kami belum melihat ada eskportir yang mengantre di pelabuhan untuk mengirimkan hasil panen mereka dalam jumlah besar ke China," ujar Kepala Ekonom Komoditas INTL FCStone, Arlan Suderman, seperti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (3/3/2019).

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump telah mendesak Beijing agar segera menghapus seluruh tarif terhadap produk agrikultur AS setelah Washington setuju untuk tidak menaikkan tarif menjadi 25% pada 1 Maret 2019.

Sejumlah pedagang yang meminta untuk tidak diindentifikasi jati dirinya mengatakan bahwa pembeli China melakukan penawaran terhadap kedelai AS agar dapat dikirim antara bulan Juni dan Desember.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari Bloomberg, pengiriman akan dilakukan melalui pelabuhan di Gulf Coast dan laut pasifik barat (Pacific Northwest).

China, sebagai pengimpor kedelai terbesar dunia, telah menolak produk AS dengan memberikan tarif balasan sebesar 25% pada produk agrikultur AS tahun lalu.

Menyusul kesepakatan Trump dan Presiden China Xi Jinping, untuk menunda perang tarif dengan memberlakukan 'gencatan senjata selama 90 hari, perusahaan milik pemerintah China Cofco Corp dan Sinograin kembali ke pasar untuk membeli 10 juta ton kedelai.

Sementara menunggu pemesanan selanjutnya dengan volume serupa, para pedagang tetap skeptis dengan niat China untuk menambah porsi pembelian menyusul laporan di pasar yang dipublikasikan pada Jumat (1/3).

Harga kedelai berjangka turun sebesar 1,1% di Chicago Board of Trade menjadi US$9,005 per gantang, ini merupakan kontraksi terendah dalam dua bulan.

Para pedagang mempertanyakan signifikansi penambahan pembelian dari China terhadap pengurangan jumlah penumpukan hasil panen diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada akhir musim 31 Agustus 2019.

Menurut mereka, penurunan harga komoditas kedelai berpotensi meningkatkan permintaan dari China terhadap hasil panen terbaru. Di sisi lain, Perdue mengatakan bahwa pemesanan ekspor akan mendahulukan hasil panen yang masuk pada musim gugur tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper