Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, menyatakan mengundurkan diri tanpa peringatan dan meminta maaf, karena perjanjian nuklir yang dia negosiasikan dengan sejumlah negara industri terancam gagal setelah AS menarik diri.
Diplomat senior itu sebelumnya menyampaikan permintaan maaf melalui akun Instagram miliknya. Akan tetapi, banyak pihak meragukan apa yang dimaksud dengan pernyataan maaf itu.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri, Abbas Mousavi, mengkonfirmasi ke kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah beberapa menit kemudian bahwa Zarif telah mengundurkan diri. Namun, tidak dijelaskan apa alasan pengunduran diri itu.
Pada Minggu (24/2/2019), Zarif mengkritik garis keras Iran dalam sebuah pidato di Teheran dengan mengatakan kekecewaannya ata sikap pemerintah.
"Kita tidak bisa bersembunyi di balik rencana imperialisme dan menyalahkan mereka atas ketidakmampuan kita sendiri. Kemandirian bukan berarti isolasi dari dunia," katanya sebagaimana dikutip Theguardian.com, Selasa (26/2/2019).
Pengunduran diri zarif membuat presiden Iran yang relatif moderat, Hassan Rouhani, kehilangan salah satu sekutu utamanya dalam mendorong Republik Islam ke arah negosiasi lebih banyak dengan negara Barat.
Baca Juga
Para analis mengatakan Rouhani menghadapi tekanan politik dari kelompok garis keras dalam pemerintahan. Pasalnya, kesepakatan nuklir semakin memburuk dan kian memperparah perekonomian negara itu.