Bisnis.com, JAKARTA - Shamima Begum, salah satu dari tiga remaja Inggris yang bergabung dengan ISIS, mengatakan dia akan berusaha memperoleh kewarganegaraan Belanda.
Begum terkejut setelah diberi tahu bahwa Departemen Dalam Negeri Inggris telah mengeluarkan perintah untuk mencabut kewarganegaraannya.
"Saya tidak tahu harus berkata apa," kata Begum, yang melarikan diri ketika dia berusia 15 tahun untuk tinggal di bawah kekuasaan ISIS, mengatakan kepada ITV News, seperti dikutip dari Aljazeera, Kamis (21/2/2019).
"Saya tidak terlalu kaget, tapi...ini sedikit mengecewakan dan membuat frustrasi. Aku merasa ini tidak adil pada saya dan anak saya."
Mendagri Inggris, Sajid Javid, menulis kepada keluarganya pada hari Selasa untuk memberi tahu mereka bahwa dia telah mengeluarkan perintah untuk mencabut kewarganegaraannya.
Mengutip sumber-sumber pemerintah, Mendagri mencabut kewarganegaraannya remaja yang kini berusia 19 tahun karena ia "memenuhi syarat untuk memperoleh kewarganegaraan" dari negara lain.
Baca Juga
Namun, menurut laporan, Begum diyakini memiliki keturunan Bangladesh, meskipun ia tidak memiliki paspor Bangladesh dan tidak pernah berkunjung ke sana.
Namun Kementerian Luar Negeri Bangladesh mengatakan Begum tidak akan diizinkan masuk Bangladesh karena tidak pernah mengajukan kewarganegaraan.
"Dia adalah warga negara Inggris sejak lahir dan tidak pernah mengajukan kewarganegaraan ganda dengan Bangladesh," kata kementerian luar negeri Bangladesh, dikutip dari Reuters.
Hukum internasional melarang suatu negara mencabut satu-satunya kewarganegaraan individu.
Agak menyedihkan membaca. Keluarga saya membuatnya terdengar seperti akan jauh lebih mudah bagi saya untuk kembali ke Inggris ketika saya berbicara kepada mereka di Baghouz. Ini agak sulit untuk diterima," kata Beghum ketika ditunjukan surat pencabutan kewarganegaraan Inggris.
"Saya mendengar bahwa orang lain dikirim kembali ke Inggris, jadi saya tidak tahu mengapa kasus saya berbeda dengan orang lain, atau hanya karena saya ada di berita empat tahun yang lalu?" tambahnya.
Setelah tiba di Raqqa Suriah pada tahun 2015, Begum yang masih berusia 15 tahun, menikah dengan pejuang Belanda bernama Yago Riedijk, 12 tahun lebih tua darinya.
Suaminya baru-baru ini menyerah kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS ketika mereka mendekati Baghuz, sebuah desa kecil dan terpencil di provinsi Deir Az Zor yang merupakan wilayah teritori terakhir ISIS. Nasibnya hingga kini tidak jelas.
Setelah melahirkan minggu ini di sebuah kamp pengungsi Suriah, Begum mengatakan dia ingin kembali ke Inggris demi bayinya yang baru lahir.
Dia sebelumnya telah melahirkan dua anak lain, tetapi keduanya meninggal selama di Suriah.
"Pilihan lain yang mungkin saya coba dengan keluarga saya adalah suami saya dari Belanda dan dia memiliki keluarga di Belanda. Mungkin saya bisa meminta kewarganegaraan di Belanda. Jika dia dikirim kembali ke penjara di Belanda saya hanya bisa menunggunya ketika dia berada di Belanda." penjara," kata Beghum.
"Saya tidak tahu bagaimana saya akan dipandang sebagai bahaya. Saya tidak akan kembali dan memprovokasi orang untuk pergi ke ISIS atau apa pun, jika ada saya akan mendorong mereka untuk tidak pergi karena tidak semua seperti yang ditawarkan di video mereka," lanjut Beghum.