Bisnis.com, JAKARTA—Letusan Gunung Karangetang di Kepulauan Siau, Sulawesi Utara, meluncurkan lava beku yang masih mengepulkan awan panas dengan perkiraan suhu 700-1.200 derajat Celcius.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional, mengunggah video dan cuitan melalui akun twitternya @Sutpo_PN yang menjukkan bahwa proklastik (lava pijar yang membeku) menutupi jalan di kaki Gunung Karangetang dan mengepulkan awan panas.
"Temperatur awan panas ini sekitar 700 derajat celcius sedangkan material piroklastik sekitar 700 - 1.200 derajat celsius. Percaya saha apa yang tuliskan ini. Jangan coba nyentuh ya," ujar Sutopo melalui akun twitternya @Sutopo_PN.
Ini material piroklastik luncuran awan panas Gunung Karangetang di Kab Sitaro Prov Sulut. Temperatur awan panas ini sekitar 700 derajat celcius sedangkan material piroklastik sekitar 700 - 1.200 derajat celsius.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) February 8, 2019
Percaya saja apa yang saya tuliskan ini. Jangan coba nyentuh ya. pic.twitter.com/x4wTijuhPb
Pemerintah Kabupaten Siau Tagulandang Bitaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara menetapkan masa tanggap darurat penanganan bencana akibat erupsi Gunung Karangateng.
"Pemkab Sitaro menetapkan masa darurat 6 Februari 2019 sampai 12 Februari 2019," tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitter-nya, Jumat (8/2/2019).
Peningkatan aktivitas guguran lava dan abu vulkanik yang signifikan dalam beberapa hari terakhir telah mengakibatkan dua desa di sekitar Gunung Karangetang terisoliasi.
"Kampung Batubalan dan Beba terisolir akibat jalan tertutup material awan panas. Bantuan dikirim melalui jalur laut," tambah Sutopo.
Berdasarkan catatan BNPB pada 5 Februari 2019, terdapat 112 jiwa dari 33 KK yang mengungsi. 54 jiwa di antara mengungsi ke Gereja GMIST Nazareth Niambangeng dan 58 jiwa mengungsi ke kantor Kampung Batubalan.