Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia paparkan peta jalan Making Indonesia 4.0 dan indikator penilaian kesiapan industri pada Indonesia Outlook 2019, bagian dari rangkaian acara World Economic Forum Annual Meeting 2019 di Davos, Swiss.
Peta jalan yang diluncurkan pemerintah pada 2018 tersebut merupakan langkah-langkah strategis penerapan industri 4.0.
Peta jalan tersebut dipaparkan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang menjadi perwakilan pemerintah Indonesia.
Airlangga menjelaskan penerapan industri 4.0 penting bagi Indonesia karena berpotensi meningkatkan produk domestik bruto (PDB) hingga US$150 miliar pada 2025.
Selain itu, penerapan itu pun dapat menciptakan kebutuhan tenaga kerja dengan kemampuan teknologi digital hingga 17 juta orang.
"Oleh karena itu, Indonesia jangan hanya jadi pasar dari ekonomi digital, tetapi juga memanfaatkan pengembangan ekonomi tersebut sehingga industrinya semakin tumbuh dan berdaya saing," ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Rabu (23/01/2019).
Baca Juga
Dia pun menjelaskan digitalisasi sektor industri dapat membawa perubahan sistem manufaktur dengan adanya teknologi baru.
Perubahan tersebut misalnya transformasi pada bagian produksi yang berorientasi pelanggan, hal tersebut kemudian dapat memunculkan peluang dan model bisnis baru.
Selain itu, dipaparkan pula indikator penilaian tingkat kesiapan industri dan pemerintah dalam menerapkan industri 4.0 yang bernama Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (Indi 4.0).
Indikator tersebut disusun sebagai salah satu tahapan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
Dalam pelaksanaan Indi 4.0, pemerintah akan membimbing industri untuk meningkatkan dan kemampuan penerapan industri 4.0. Untuk meningkatkan kesiapan tersebut, disiapkan pula sertifikasi manajer dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Pemaparan tersebut sejalan dengan program prioritas Kementerian Perindustrian pada 2019 untuk memaparkan peta jalan Making Indonesia 4.0 ke mancanegara.
Selain itu, program prioritas lainnya adalah pengembangan industri kecil menengah, peningkatan kualitas SDM industri, serta peningkatan investasi di sektor kimia, farmasi, dan tekstil.