Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pidato Prabowo: Indonesia Dalam Masa Deindustrialisasi

Calon Presiden Prabowo Subianto menyebut bahwa Indonesia saat ini sedang berada dalam masa deindustrialisasi. Ucapannya ini bukan tanpa sebab. Ini bisa dilihat dari teknologi terkini selalu saja buatan luar negeri, bukan produk bangsa sendiri.
Calon presiden Prabowo Subianto, bersama cawapres Sandiaga Uno saat menyampaikan pidato kebangsaan di JCC, Jakarta Senin (14/1).
Calon presiden Prabowo Subianto, bersama cawapres Sandiaga Uno saat menyampaikan pidato kebangsaan di JCC, Jakarta Senin (14/1).

Bisnis.com, JAKARTA – Calon Presiden Prabowo Subianto menyebut bahwa Indonesia saat ini sedang berada dalam masa deindustrialisasi.

Ucapannya ini bukan tanpa sebab. Ini bisa dilihat dari teknologi terkini selalu saja buatan luar negeri, bukan produk bangsa sendiri.

“Tiongkok dalam 40 tahun menghilangkan kemiskinan. India bangkit. Tapi, para pakar mengatakan di Indonesia sedang terjadi deindustrialisasi. Bukan industrialisasi, tapi deindustrialisasi,” katanya saat menyampaikan pidato kebangsaan di JCC Jakarta, Senin (14/1/2019).

Prabowo menjelaskan bahwa dulu Indonesia pernah membuat pesawat terbang canggih sampai produk berteknologi tinggi. Prabowo yakin masa kejayaan itu bisa kembali melihat Nusantara adalah negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia.

Oleh karena itu, jika terpilih sebagai presiden periode 2019—2024, dia bersama Sandiaga Uno ingin mengubah Indonesia sebagai negara yang industrinya hidup. Salah satu cara yang dilakukannya adalah belajar dari negara-negara maju.

“Kita akan berubah. Kita akan meneruskan industrialisasi di Indonesia. Kita akan belajar dari Tiongkok, Korea Selatan, dan Vietnam. Jangan puas diri dengan kelakuan elit kita sendiri di sini,” tegas Prabowo.

Prabowo mengutip data Badan Pusat Statistik, kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) perlahan terus tergerus. Sampai dengan kuartal III/2018, dilihat dari lapangan usaha, kontribusi manufaktur ke PDB hanya 19,66 %.

Padahal, pada 2010, kontribusi manufaktur ke PDB berada di atas angka 20%. Rontoknya kinerja sektor industri tersebut dikhawatirkan mengganggu target-target pertumbuhan ekonomi ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper