Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Qatar Targetkan Investasi US$45 Miliar di AS

CEO Otoritas Investasi Qatar Abdullah bin Mansour Ibrahim al-Mahmoud mengatakan pihaknya menargetkan untuk meningkatkan investasi di Amerika Serikat hingga US$45 miliar dalam dua tahun ke depan dari capaian US$30 miliar saat ini.
Bendera Qatar./Istimewa
Bendera Qatar./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – CEO Otoritas Investasi Qatar Abdullah bin Mansour Ibrahim al-Mahmoud mengatakan pihaknya menargetkan untuk meningkatkan investasi di Amerika Serikat hingga US$45 miliar dalam dua tahun ke depan dari capaian US$30 miliar saat ini.

Perusahaan holding milik negara ini diketahui telah membangun portofolio yang besar di Eropa melalui saham di sejumlah perusahaan seperti Deutsche Bank (DBKGn.DE), Credit Suisse (CSGN.S), London Stock Exchange (LSE.L) dan Volkswagen (VOWG_p.DE).

"Kami sedang membicarakan target berikutnya sebesar US$45 miliar untuk [diinvestasikan] pasar di Amerika Serikat, diperlukan waktu sekitar 2 tahun untuk mengejar target tersebut," ujar Mansour Ibrahim al-Mahmoud seperti dikutip Reuters, Minggu (13/1/2019).

Sebelumnya, pendahulu Mahmoud, Abdullah Bin Saud Al-Thani, berkomitmen untuk menanamkan investasi sebesar US$45 miliar di Amerika Serikat dalam kurun waktu lima tahun.

"Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan portofolio kami. Saat ini investasi yang kami masih terkonsentrasi di pasar Eropa dan alokasi yang kami siapkan untuk AS akan menyeimbangkan portofolio tersebut," ujar Mahmoud.

Dia menambahkan saat ini Otoritas Investasi Qatar tengah mengamati sejumlah sektor-sektor fundamental seperti real estate, teknologi atau emiten potensial dari bursa efek Amerika Serikat.

Dalam satu kesempatan, Otoritas Investasi Qatar dengan perusahaan lindung nilai Elliott Management Corp. melakukan aksi korporasi akuisisi terhadap perusahaan jaringan perangkat lunak asal AS, Gigamon Inc., senilai US$1,6 miliar pada Desember 2017.

Rencana ini disampaikan oleh Mahmoud di sela-sela agenda kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo di Qatar.

Qatar diketahui berselisih dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir terkait tuduhan memberikan dukungan terhadap aksi terorisme dan melakukan pendekatan dengan Iran. Isu ini menyebabkan ketiga negara memutus hubungan diplomatis dan transportasi dengan Doha.

Qatar membantah pihaknya mendukung aksi terorisme dan pemerintah kini tengah berupayan mencari sanksi yang dapat diberatkan kepada negara tetangganya sebagai peluang untuk mengembangkan industri sendiri dan hubungannya dengan negara-negara lain.

Menteri perdagangan Qatar Ali al-Kuwairi mengatakan pada konferensi Dialog Strategis AS-Qatar nilai perdagangan bilateral antara Qatar dan AS tumbuh dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

Dia mengatakan AS menempati urutan teratas dalam daftar eksportir ke negara Teluk (gulf nation).

Kuwairi menyebutkan sepanjang Januari hingga Oktober tahun lalu volume perdagangan bilateral antar kedua negara mencapai US$6 miliar.

Sang menteri tidak memberikan angka yang setara untuk realisasi tahun sebelumnya tetapi dipastikan akan lebih tinggi dari total pencapaian pada 2017. Berdasarkan catatan Biro Sensus Amerika Serikat nilai perdagangan bilateral AS - Qatar mencapai US$4,3 miliar pada 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper