Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May memperingatkan Parlemen bahwa jika draf perjanjian Brexit dengan Uni Eropa (UE) tak mendapat dukungan, maka Inggris akan mengalami masalah besar.
Hal itu disampaikannya dua hari menjelang pemungutan suara di Parlemen atas draf yang diajukan May. Dalam kolom yang ditulisnya di Sunday Express, Minggu (13/1/2019), dia menyatakan Parlemen tak boleh mengecewakan orang-orang yang memilih untuk keluar dari UE.
“Melakukan hal itu akan memunculkan masalah besar dan sebuah pelanggaran kepercayaan yang sangat besar dalam demokrasi kita,” ujar May, seperti dilansir Reuters.
Dia menegaskan Parlemen harus melakukan hal yang benar untuk Inggris.
Pemungutan suara atas draf yang dibawa May dijadwalkan digelar pada Selasa (15/1), sekitar sebulan dari jadwal semula. Pada Desember 2018, May membatalkan agenda voting karena khawatir draf tersebut akan langsung ditolak.
Ketika itu, dia pun memutuskan untuk melobi UE dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan tambahan dari perjanjian dengan blok ekonomi tersebut yang bisa dibawanya kembali ke London. Draf yang dimaksud sebenarnya sudah disetujui oleh UE, tapi para pengambil kebijakan dan pihak-pihak lainnya di Inggris justru menilai proposal ini tak cukup menguntungkan bagi Inggris.
Pada Jumat (11/1), Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menyampaikan Brexit bisa saja batal terjadi jika proposal dari May tak lolos di Parlemen.
Inggris dijadwalkan keluar secara resmi dari UE pada 29 Maret 2019.