Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 15 Negara Paling Rawan Risiko Gempa

Tanggal 26 Desember 2004, tepat 14 tahun yang lalu, gempa dahsyat dan gelombang tsunami raksasa menghantam bumi Aceh. Ratusan ribu jiwa dalam sekejap kembali ke pangkuan-Nya.
Sejumlah kerusakan akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9)./ANTARA FOTO-BNPB-pras
Sejumlah kerusakan akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9)./ANTARA FOTO-BNPB-pras

Kabar24.com, JAKARTA – Tanggal 26 Desember 2004, tepat 14 tahun yang lalu, gempa dahsyat dan gelombang tsunami raksasa menghantam bumi Aceh. Ratusan ribu jiwa dalam sekejap kembali ke pangkuan-Nya.

Belum juga selesai teruraikan kesedihan panjang yang ditimbulkannya, gempa hebat diikuti tsunami kembali memukul wilayah di Indonesia, kali ini di Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018.

Gempa bumi di Sulawesi menambah daftar panjang bencana alam ini di Indonesia yang telah dihuni banyak peristiwa gempa bumi baik yang berkekuatan ringan maupun mematikan.  

Indonesia memang dianggap sebagai salah satu negara rawan gempa. Ini dikarenakan posisinya yang terletak di tengah Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), jalur gempa paling aktif di dunia. Kita baru berbicara tentang Indonesia.

Rata-rata, peristiwa gempa bumi diperkirakan memakan sekitar 20.000 jiwa di seluruh dunia setiap tahun. Ketika gempa terjadi, setiap orang hanya memiliki sangat sedikit waktu untuk bersiap diri. Ada kalanya ketahanan hidup berkaitan dengan keberuntungan entah itu building codes (aturan standar bangunan), waktu kejadian, atau pun cuaca.

Sulit untuk menentukan wilayah mana di dunia ini yang paling terdampak risiko gempa, karena tidak ada cara baku dan komprehensif untuk membandingkan konsekuensi dari guncangan di seluruh dunia.

Tapi kini, proyek pemetaan baru yang dipimpin oleh Global Earthquake Model Foundation (GEM) telah melakukannya.

“Tidak ada yang pernah membuat peta risiko gempa bumi global pada tingkat detail ini sebelumnya, dan tentu saja tidak untuk publik,” kata Sekretaris Jenderal GEM John Schneider, seperti diberitakan Business Insider.

Para ilmuwan GEM menunjukkan dengan tepat bagian mana di dunia yang paling berisiko terhadap gempa bumi dan di wilayah mana bencana ini dapat terlihat menimbulkan kerusakan paling besar.

Mereka menguraikannya dalam ilmu gempa bumi terbaru, seperti potensi goncangan tanah, serta unsur manusia, mengenai seberapa terekspos dan rentan manusia terhadap gempa bumi di berbagai wilayah di dunia.

Mereka juga memperhitungkan seberapa rapuhnya rumah, sekolah, dan tempat kerja, seberapa padat wilayah rawan gempa, dan, sampai batas tertentu, berapa angka kematian sebelumnya. Upaya ini mencakup kerja sama ratusan kolaborator dari lembaga publik, swasta, dan akademis di seluruh dunia.

“Ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh informasi yang lebih terperinci tentang jenis-jenis bangunan, kepadatan penduduk, potensi kematian, potensi kerusakan, dan kerugian ekonomi pada dasarnya di mana saja di dunia,” kata Schneider.

Setelah berkutat dengan peta ini selama 10 tahun, para ilmuwan mendapati 15 negara yang memberi kejelasan atas sebagian besar kematian dan kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi.

Berdasarkan perhitungan mereka, peristiwa gempa bumi menelan biaya sekitar US$40 miliar secara global setiap tahun. Ketika biaya-biaya tersebut dinormalisasi berdasarkan basis per meter persegi (memperhitungkan perbedaan biaya konstruksi di seluruh negara), 15 negara berikut ini menanggung hampir semua kerusakan yakni sebesar lebih dari 75%.

Menurut para ahli, berikut negara yang paling berisiko dari datangnya gempa, disusun mulai dari yang berpotensi mendapatkan kerugian tertinggi hingga terendah.

China

Negara yang aktif secara seismik dengan populasi terbesar di dunia dan berkontribusi sekitar separuh dari total jumlah kematian akibat gempa bumi.

“Baik itu selama 50 tahun terakhir atau 500 tahun terakhir, China sudah mencatatkan separuh dari total korban jiwa [di seluruh dunia akibat gempa]”, kata Schneider.

Dengan lebih dari 1,3 miliar orang di negara itu, potensi untuk kehilangan nyawa dan properti sangatlah besar. Salah satu gempa terdahsyat di China yang paling diingat adalah gempa berkekuatan 7,5 magnitudo yang melanda Tangshan pada tahun 1976 dan menewaskan 242.769 orang.

Peta baru GEM memberi masyarakat cara untuk melihat data lokal yang terperinci tentang risiko gempa di China

Jepang

Negara ini terletak di salah satu zona gempa bumi paling aktif di dunia yakni Cincin Api Pasifik. Untungnya, sistem peringatan gempa di negara ini tidak ada duanya.

Jepang memulai sistem pada tahun 2007 yang mendeteksi gelombang kejut awal melalui jaringan lebih dari 1.000 seismometer di seluruh negara. Sistem itu kemudian memberi sinyal pada telepon, TV, dan radio di seluruh negeri, sekaligus menghentikan kereta api dan memberi beberapa detik tambahan kepada setiap orang untuk bersiap menghadapi getaran.

Namun, lamanya periode ini tidak selalu cukup. Gempa yang melanda utara pulau Hokkaido pada September tahun ini menewaskan sedikitnya 39 orang, seperti dilaporkan CNN.

Iran

Negara ini berada di atas spot lempeng tektonik Eurasia dan Arab, sehingga kerap mengalami gempa.

Gempa berkekuatan 7,3 magnitudo yang memukul Iran pada tahun 2017 menewaskan lebih dari 400 orang. Para petugas penyelamat sebenarnya memberikan aksi yang tanggap, tetapi tanah longsor yang dipicu oleh gempa membuat pekerjaan mereka sulit.

Ibukota Iran di Teheran, yang terletak di dekat kaki puncak tertinggi negara itu, Gunung Damavand, adalah area yang paling berisiko di Iran.

Filipina

Seperti halnya Jepang, Filipina juga terletak di Cincin Api Pasifik.

Indonesia

Baik Indonesia dan Filipina pada dasarnya dikelilingi oleh sebagian besar zona subduksi Bumi, sehingga menjadikan spot negara ini di lautan sebagai tempat berkembang biaknya gunung berapi dan gempa yang sering terjadi.

Turki

Gempa bumi adalah ancaman alam terbesar di negara ini. Istanbul, kota terbesar di negara itu, berada di atas garis patahan aktif.

Kepala Observatorium Kandilli Istanbul memperingatkan bahwa kota itu, yang merupakan rumah bagi lebih dari 14 juta penduduk, dan Wilayah Marmara di sekitarnya akan menghadapi gempa yang serius.

”Semua ilmuwan sepakat bahwa akan ada gempa bumi dengan kekuatan lebih besar dari 7 magnitudo di sekitar wilayah Marmara tetapi kami tidak dapat mengatakan tanggal pastinya,” Haluk Özener mengatakan kepada media Turki dalam suatu konferensi pers pada 2017.

“Sejauh ini sudah banyak gempa bumi dan akan ada lebih banyak gempa. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi kerusakan akibat gempa.”

India

Jumlah populasi India adalah yang terbesar setelah China. Ini artinya potensi hilangnya nyawa jika gempa bumi melanda juga besar.

Daerah di sekitar Delhi terletak di dekat perbatasan lempeng tektonik India, yang membawa risiko tingkat tinggi. Ada juga banyak bangunan bata di negara ini, yang dapat dengan mudah runtuh dan menghancurkan siapa pun di dalamnya.

“Bangunan bata mendominasi kerusakan dan nyawa yang hilang akibat gempa bumi,” kata Schneider.

Rata-rata biaya tahunan akibat gempa bumi di Delhi saja mencapai US$150 juta, menurut GEM.

Meksiko

Meksiko adalah salah satu negara teraktif secara seismik di dunia yang duduk di atas tiga lempeng tektonik terbesar di Bumi: lempeng Amerika Utara, Lempeng Cocos, dan Lempeng Pasifik.

Mexico City dilanda gempa berkekuatan 8,1 magnitudo pada tahun 1985, yang menewaskan sekitar 9.500 orang. Menurut GEM, wilayah Baja California di Meksiko, yang berbatasan dengan California, adalah bagian dari negara ini yang paling berisiko.

Nepal

Terletak di kawasan pegunungan Himalaya menjadikan Nepal sebagai hotspot gempa bumi. Para pendiri bangunan di Nepal mulai mengadaptasi teknik-teknik mereka untuk membuat rumah dan sekolah lebih aman dari gempa.

Peta baru GEM sedang digunakan di seluruh dunia untuk memberlakukan building codesyang lebih baik. Namun menurut Schneider, tidak berarti bahwa praktik bangunan tradisional, yang sering melibatkan batu bata dan lumpur batako, perlu diganti dengan baja dan beton bertulang.

“Anda dapat membangun gedung yang aman menggunakan batu bata dan mortir," kata Schneider.

Pakistan

Pegunungan di Pakistan juga rawan gempa bumi. Pada 2005, gempa bumi di pegunungan negara ini menewaskan lebih dari 76.000 orang.

Pakistan berdiri di atas kedua lempeng India dan Eurasia, yang karenanya sering terlihat bergetar. Wilayah utara negara itu, yang daratannya dipenuhi kota-kota dataran tinggi seperti Muzaffarabad, adalah yang paling berisiko.

Bangladesh

Bangladesh adalah salah satu negara paling ramai di dunia. Dhaka, ibu kota negara ini, menjadi kota terpadat di dunia. Pada 2016, sebuah studi GPS Bangladesh, India, dan Myanmar menyimpulkan bahwa bagian timur laut dari anak benua India ini sangat rentan terhadap gempa bumi karena beradu dengan Asia.

Studi tersebut menunjukkan bahwa wilayah itu bisa berada di atas patahan megathrust aktif seperti yang menyebabkan gempa berkekuatan 9,0 magnitudo di Jepang pada tahun 2011. Para ilmuwan mengatakan setidaknya 140 juta orang di Bangladesh dapat terdampak jika terjadi gempa hebat.

Zona subduksi yang dapat menyebabkan gempa terletak di bawah delta sungai Gangga-Brahmaputra. Para pakar geologi mengatakan ada kemungkinan gempa bumi akan mengubah seluruh area menjadi pasir apung.

Ekuador

Negara ini rentan gempa karena lempeng Nazca berada di bawah benua Amerika Selatan. Subduksi ini menyebabkan gempa terbesar abad ke-20, yakni gempa berkekuatan 9,5 magnitudo yang melanda Chili pada tahun 1960.

Wilayah terpadat di Ekuador, provinsi Guayas, juga merupakan daerah dengan risiko gempa bumi terbesar. Guayas adalah tempat tinggal bagi sekitar 3 juta warganya.

Guatemala

Salah satu gempa terburuk yang pernah melanda Guatemala menimbulkan 23.000 korban jiwa pada tahun 1976 ketika gempa berkekuatan 7,5 magnitudo mengguncang Chimaltenango, kurang dari 40 mil sebelah barat ibukota, Guatemala City.

Wilayah negara Guatemala, yang meliputi Guatemala City, adalah daerah yang paling berisiko mengalami gempa bumi, menurut GEM.

Amerika Serikat

Bahkan di negara adidaya ini, gempa bumi hebat meluluhlantakkan San Francisco 112 tahun yang lalu. Sekitar 3.000 orang tewas dalam bencana itu, yang menghancurkan 296 mil dari garis pantai California dan membuat sebagian besar penduduk kota kehilangan tempat tinggal.

San Francisco selalu berisiko terhadap gempa bumi. Patahan San Andreas yang terkenal adalah salah satu dari tujuh “zona patahan yang signifikan” di Bay Area, menurut US Geological Survey. Pada 1989, gempa Loma Prieta berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang Bay Area ini dan mengakibatkan 62 kematian.

Satu laporan baru-baru ini menunjukkan ada kemungkinan 76% Bay Area akan terpukul gempa berkekuatan 7,0 magnitudo dalam 30 tahun ke depan. Di luar California, wilayah Seattle adalah spot gempa paling berisiko di AS.

Peru

Negara ini juga terletak di sepanjang perbatasan lempeng Amerika Selatan dan lempeng Nazca. Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada 1970 di Peru menyebabkan tewasnya lebih dari 66.000 jiwa.

Menurut GEM, wilayah di sekitar Lima, ibu kota Peru, adalah bagian dari negara dengan risiko gempa bumi terbesar. Wilayah Arequipa di Peru selatan adalah yang paling rentan berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper