Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah akan memberangkatkan pendamping penerima Program Keluarga Harapan (PKH) untuk belajar di luar Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan oleh Jokowi di depan para pendamping keluarga penerima bantuan PKH, sebagai bagian dari acara Jambore Sumber Daya PKH Tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Secara khusus, Jokowi menyampaikan pernyataan itu kepada Menteri Sosial Agus Gumiwang sambil mengingatkan bahwa Indonesia akan membangun sumber daya manusia secara besar-besaran.
Pendamping PKH adalah orang yang direkrut pemerintah untuk mendampingi keluarga penerima bantuan dana tunai. Orang itu akan membantu, membimbing atau menolong terkait PKH.
"Saya juga minta nanti ada seleksi di pendamping-pedamping PKH ini kita kirim ke luar negeri. Bisa sekolah, maksudnya melanjutkan sekolah, bisa training, bisa melihat dan membandingkan negara lain itu, negara maju itu seperti apa, dan kita nanti harus mengambil posisi seperti apa, supaya terbuka wawasan kita," kata Jokowi.
Dengan terbukanya wawasan tersebut, Presiden mengatakan pendamping PKH akan memiliki semangat yang tinggi untuk membangun Indonesia. Kepala Negara mengatakan para pendamping PKH harus memiliki semangat yang sama memberantas kemiskinan di Indonesia.
Baca Juga
Di tempat yang sama, Menteri Sosial Agus Gumiwang mengatakan Kementerian Sosial telah menugaskan sumber daya manusia (SDM) PKH sebanyak 39.700 orang yang tersebar di 34 orang dan 514 kabupaten dan kota. SDM yang dimaksud terdiri dari koordinator regional, wilayah, kabupaten/kota, pekerja sosial, supervisor, pendamping sosial, asisten pendamping sosial dan aplikator pangkalan data.
"Mereka jadi salah satu faktor penentu dari kesuksesan program PKH dalam memerangi kemiskinan dan kesenjangan sosial Indonesia," kata Agus.