Bisnis.com, JAKARTA – Keraton Yogyakarta memiliki tradisi unik setiap tahun dalam meperingati Maulid Nabi Muhammad, yaitu Garebeg dengan iring-iringan Gunungan Mulud berisikan hasil bumi.
Menurut informasi dari akun twitter resmi Keraton Yogyakarta @kratonjogja, prosesi Grebeg Keration Yogyakarta akan digelar Rabu (21/11/2018) mulai pukul 07.30 WIB.
Keraton Kasultanan Ngayogyakarta kembali menggelar tradisi Garebeg Mulud tahun BE 1952 (tahun Masehi 2018) yang menghadirkan tujuh buah gunungan dan digelar sebagai bentuk perayaan kelahiran Nabi Muhaammad SAW.
Gunungan merupakan kelengkapan utama dalam rangkaian upacara Garebeg sebagai ungkapan rasa syukur Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk diberikan kepada rakyatnya.
Berikut urutan prosesi Garebeg Sekaten Yogyakarta menurut akun twitter @kratonjogja itu.
Arak-arakan Gunungan Garebeg Sekaten diawali dengan barisan bregada (brigade pasukan keraton) yang keluar dari Kompleks Sitihinggil, seluruh bregada menuju ke Alun-alun Utara melalui Bangsal Pagelaran.
Dalam gladi resik yang diunggah akun twitter @kratonjogja , tampak Bregada satu per satu kirab menuju Alun-alun Utara diiringi dengan gendingnya masing-masing.
Setelah beristirahat sejenak di Kompleks Sitihinggil, seluruh bregada menuju ke Alun-alun Utara melalui Bangsal Pagelaran. Tampak Bregada satu per satu kirab menuju Alun-alun Utara diiringi dengan gendingnya masing-masing. #gladhiprajurit #garebegmuludbe1952 pic.twitter.com/xK2blbgwFI
— Kraton Jogja (@kratonjogja) November 18, 2018
Usai seluruh bregada menempatkan diri dalam barisan barikade di Alun-alun Utara, Manggala Yudha (Panglima Pasukan Keraton) munuruni Bangsal Sitihinggil dan bergabung di Alun-alun Utara.
Setelah semua persiapan di Alun-alun Utara selesai, barulah bregada pengawal Gunungan yang nantinya akan dibawa ke Masjid Gedhe menuruni Kompleks Sitihinggil.
Tak lama setelah itu terdengar tembakan salvo dari Bregada Nyutra. Hal ini menandakan bregada pengawal gunungan telah keluar dari Kompleks Pagelaran Keraton Yogyakarta.
Tembakan salvo ini terdengar sebanyak tiga kali, menandakan gunungan yg hendak dikirim ke Masjid Gedhe, Kepatihan, dan juga Pura Pakualaman telah keluar dari Kompleks Pagelaran.
Usai menjalani prosesi di Masjid Gedhe, barulah gunungan-gunungan sekaten tersebut diperebutkan olah masyarakat.
Berikut video gladi resik prosesi pasukan keraton pengiring Gunungan Garebeg Sekaten, yang diposting oleh @kratonjogja.
Gladhi Prajurit #sekaten #garebegmuludBe1952 https://t.co/lL3kfbQpKv
— Kraton Jogja (@kratonjogja) November 18, 2018