Bisnis.com, JAKARTA –Badan Pemenangan Nasional Koalisi Indonesia Adil Makmur Prabowo-Sandi menilai bahwa istilah politik genderuwo yang digunakan Presiden Jokowi kepada lawan politiknya sangat tidak tepat jika diungkapkan pada era milenial saat ini.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade mengatakan bahwa publik saat ini lebih takut dengan dengan kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu.
“Ini kan era milenial. Masa masih saja bawa-bawa genderuwo? Apalagi genderuwo ini kan hanya mitos,” katanya melalui pesan instan kepada wartawan, Jumat (9/11/2018).
Andre yakin, kalaupun mitos genderuwo itu saat ini nyata, publik tetap lebih takut jika melihat harga kebutuhan pokok dan kondisi ekonomi.
Sebagai presiden, Andre mengingatkan sebaiknya Jokowi lebih melihat atau berbicara mengenai masa depan bangsa, bukan berkutat dengan istilah atau mitos yang tidak ada kaitannya dengan cara memperbaiki kondisi ekonomi bangsa.
“Genderuwo ini coba digambarkan sosoknya. Jangan hanya berhalusinasi dan terperangkap dengan masa lalu apalagi yang berbau mitos. Lebih baik pikirkan bagaimana nilai tukar rupiah kuat menghadapi dollar. Bagaimana janji lapangan kerja untuk anak bangsa. Bagaimana menurunkan harga-harga. Itu yang harus dipikirkan. Jangan-jangan janji yang banyak tak dipenuhi jokowi itu juga halusinasi,” ucapnya.
Baca Juga
Baru reda dengan politikus sontoloyo, Presiden menyebut ada model politik genderuwo. Itu adalah politisi yang memengaruhi tapi tidak mempunyai etika dan sopan santun sehingga membuat publik takut melalui propaganda.