Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahas Pembakaran Bendera, Menko Polhukam Kumpulkan Ormas dan Tokoh Agama

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Wiranto mengumpulkan organisasi masyarakat Islam, tokoh agama, ulama, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.
Menko Polhukam Wiranto memberi keterangan terkait pertemuan dengan Ormas Islam dan Para Ulama di Kantor Kemenko Polhukam, Jumat (9/11/2018)./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso
Menko Polhukam Wiranto memberi keterangan terkait pertemuan dengan Ormas Islam dan Para Ulama di Kantor Kemenko Polhukam, Jumat (9/11/2018)./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Wiranto mengumpulkan organisasi masyarakat Islam, tokoh agama, ulama, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.

Mereka berkumpul untuk membahas situasi terkini termasuk pembakaran bendera bertuliskan tauhid beberapa waktu lalu.

Wiranto mengatakan bahwa diskusi tersebut dilakukan secara santai sambil minum kopi dan makan soto.

“Sekarang tepat sekali karena suasananya hujan. Minum kopi makan soto tambah enak sehingga pagi ini kita betul-betul melaksanakan acara santai. Bicaranya santai tapi masalahnya serius karena masalah akidah,” katanya di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Polhukam), Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Wiranto menjelaskan bahwa sudah menjadi tugasnya untuk mengamankan kondisi Indonesia agar tetap stabil dan aman.

Alasannya adalah untuk memberi jaminan kehidupan yang layak kepada masyarakat. Menurutnya, jika negara tidak aman, pemerintah dan rakyat tidak akan bisa bekerja.

“Maka banyak contoh bahwa negara tidak stabil, rakyat pasti sengsara. Contoh Vietnam dulu, Irak. Begitu stabil rusuh perang, sekarang melarat. Mesir dan Libya juga sama,” jelasnya.

Oleh karena itu, penting bagi Wiranto segera menyelesaikan masalah pembakaran bendera tauhid karena jika dibiarkan bisa memecah belah umat.

“Kemarin saya dapat permasalahan. Tidak besar sih, cuma satu kecamatan kecil. Di Limbangan, Garut. Pelaku tiga orang, satu pembawa dan dua pembakar bendera. Tapi kok berkembangnya sampai ke negara, ke Indonesia begitu luas. Ini tidak adil,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper