Bisnis.com, JAKARTA – Gorila, termasuk salah satu satwa langka di dunia yang wajib dilindungi, namun kini jumlahnya di dunia terus berkurang.
Berdasar data yang dihimpun Bisnis.com, awalnya sejumlah peneliti masih memprediksi bahwa jumlah gorila di dunia lebih banyak dari yang diperkirakan. Hal itu diungkapkan pula oleh Sciences Advances. Namun prediksi ini belum tentu melepaskan gorila dari jerat kepunahan. Sampai saat ini, primata terbesar di dunia ini masih terancam oleh perburuan ilegal.
Menurut sensus terakhir pada 59 situs di lima negara Afrika, saat ini masih ada 361.919 gorila dan 128.760 simpanse. Angka ini jauh lebih besar dari hitungan para ahli sebelumnya yang menyatakan tak lebih dari 150.000 untuk gorilla, dan 70.000 untuk simpanse.
Namun menurut ilmuwan konservasi di Wildlife Conservation Society, Fiona Maisels, jumlah simpanse dan gorila masih terus berkurang, tepatnya 2,7% per tahun di seluruh dunia. Jika kondisi ini terus berlanjut sampai 2020, Fiona memprediksi hanya akan ada 300.000 gorila yang hidup di dunia.
Sebagian besar gorila dan simpanse hidup di Kongo, Afrika, dan berada di luar area yang dilindungi. Spesies gorila telah menurun 60% dalam 20-25 tahun terakhir di Afrika akibat perburuan untuk keperluan komersial. Selain itu, di Afrika, ancaman ini masih ditambah dengan penyebaran wabah Ebola.
Umumnya, populasi kera memang menurun seiring dengan meningkatnya populasi manusia di kawasan tersebut. Salah satunya jika manusia membabat hutan mereka untuk menjadi area perumahan.
Padahal, simpanse dan gorila adalah dua spesies yang dilindungi oleh konvensi internasional. Dengan demikian, tindakan menangkap atau membunuh spesies ini termasuk dalam kategori pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum ini juga berlaku untuk tindakan membeli gorilla atau menjual bagian tubuh mereka.