Bisnis.com, JAKARTA – Tiga kapal yang mampu memantau ping locator hari ini Rabu (7/11/2018) dikerahkan untuk mencari CVR (cockpit voice recorder) Lion Air PK-LQP, yang diperkirakan terbenam di kedalaman lumpur lebih dari 1 meter. Ketiga kapal itu adalah Baruna Jaya I, KRI Rigel, Teluk Bajau Victory
Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 Senin (29/10/2018) hilang kontak dan jatuh di laut dengan posisi di sebelah Pantai Tanjungpakis, Kabutapen Karawang.
Selang empat hari kemudian pada Jumat 2 November 2018, kotak hitam berisikan FDR (flight data recorder) berhasil ditemukan namun terpisah dari VCR yang hingga saat ini belum ditemukan.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M Syaugi menduga kotak hitam berisikan CVR itu terbenam lumpur dengan kedalaman lebih dari 1 meter.
Untuk kegiatan operasi pencarian hari ini Rabu (7/11/2018), Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I milik BPPT (Badan pengkajian dan Penerapan Teknologi), sejak pagi hari kapal itu melakukan pencarian bersama tim dari KNKT dan Badan SAR Nasiol.
“Pagi ini, tim SAR gabungan dari @BPPT_RI, @KNKT_RI, dan @SAR_NASIONAL kembali menurunkan ping locator untuk mencari bagian Black Box yang belum ditemukan,” tulis akun twitter resmi Kapal Baruna Jaya BPPT @Barunajaya_BPPT.
Bisnis menelusuri posisi ketiga kapal itu dari data Marinetraffic.com di lokasi oeprasi tim SAR di sebelah utara Pantai Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang.
Ternyata selain KR Baruna Jaya, kapal Teluk Bajau Victory milik Pertamina dan KRI Rigel ternyata juga lego jangkar di sekitar lokasi. (lihat grafik)
Kedua kapal itu sama-sama memiliki kemampuan untuk mendeteksi ping locator CVR. Dengan demikian, operasi pencarian CVR Lion Air PK-LQP hari ini mengerahkan ketiga kapal tersebut untuk ‘menguping’ sinyal ping kotak hitam tersebut.