Bisnis.com, JAKARTA -- Para pemimpin Yahudi di Pittsburgh, AS mengatakan Presiden AS Donald Trump tidak diterima di kota itu karena retorikanya terhadap kaum minoritas.
Penolakan turut disampaikan oleh mantan kepala sinagog Tree of Life, yang menjadi sasaran penembakan pada akhir pekan lalu.
Behind the Arc, sebuah gerakan progresif Yahudi, menulis sebuah surat yang ditujukan kepada Trump. Isinya menyatakan bahwa Trump tidak akan diterima sampai dia menjauhkan diri dari supremasi kulit putih.
"Selama tiga tahun terakhir, pernyataan dan kebijakan Anda telah mendorong gerakan nasionalis kulit putih yang sedang bertumbuh," demikian isi surat tersebut seperti dilansir Aljazeera.com, Selasa (30/10/2018).
Behind the Arc melanjutkan Trump menyebut para pembunuh sebagai orang jahat, tapi peristiwa yang terjadi pada Sabtu (27/10) merupakan hasil dari pengaruh Trump.
Lebih lanjut, Trump disebut menggampangkan keamanan warga Muslim, komunitas LGBTQ, orang-orang kulit berwarna, dan para penyandang disabilitas.
Pelaku penembakan yang menewaskan 11 orang warga Yahudi itu dilakukan oleh Robert Bowers. Dia menyalahkan Hebrew Immigrant Aid Society (HIAS), sebuah organisasi Yahudi, karena membantu membawa imigran ke AS.
Dalam akun Gab-nya, sebuah media sosial yang banyak digunakan oleh aktivis sayap kanan yang tidak diterima oleh media-media sosial lainnya, Bowers menyebut imigran sebagai "penyerbu".
Walikota Pittsburg William Peduto mengatakan bahwa Trump sebaiknya menunda kunjungannya ke kota itu untuk sementara waktu. Trump dan Melania Trump sebelumnya dikabarkan bakal mengunjungi kota itu pada Selasa (30/10) waktu setempat.
Peduto mengungkapkan dia ingin fokus mendampingi para keluarga korban. Selain itu, aparat keamanan juga masih berkonsentrasi pada pengamanan prosesi pemakaman dan lokasi-lokasi institusi Yahudi lainnya.
"Kami sudah mencoba menyampaikan pesan ke Gedung Putih bahwa prioritas utama kami adalah pemakaman pertama," ucapnya seperti dilansir CNN.