Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa guru adalah akar rumput dalam pendidikan.
"Namun, sayangnya grass root [akar rumput], cuma sayang istilah grass root sekarang ini sudah digunakan dengan salah, [sering digunakan untuk mengumpamakan sikap] orang yang sudah tidak berdaya itu grass root, padahal grass root itu adalah orang yang berada di bawah tapi menentukan," papar Muhadjir dalam sambutannya saat akan membuka acara Lokakarya Nasional 'Hak atas Pendidikan berarti Hak untuk Guru dan Tenaga Kependidikan yang Berkualitas, di Kantor Kemendikbud Gedung A Lantai 3, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu mengatakan rumput yang hijau itu ditentukan oleh akarnya yang sehat. Oleh karena itu, guru adalah akar rumput dari pendidikan karena tidak akan pendidikan yang 'hijau' apabila tidak ada guru.
"Dan pendidikan tidak akan subur kalau gurunya sebagai akar tidak subur," lanjutnya.
Oleh karena itu, menurut Muhadjir guru harus sejahtera dan mendapatkan status jelas yang membuatnya bangga berprofesi sebagai seorang guru.
"Sehingga dia [guru] memiliki self dignity menjadi seorang guru," ungkap Muhadjir dengan tegas.
Hari ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Kantor Perwakilan UNESCO Jakarta menyelenggarakan Lokakarya Nasional 'Hak atas Pendidikan berarti Hak untuk Guru dan Tenaga Kependidikan yang Berkualitas' dalam rangka menyambut peringatan Hari Guru se Dunia atau World Teacher's Day 2018 yang akan dirayakan pada Jumat, 5 Oktober 2018.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Supriano menjelaskan bahwa peringatan Hari Guru se Dunia 2018 menekankan pembahasan tentang empat hal.
"Pertama, kisah sukses sekolah atau komunitas di mana guru telah membuat perbedaan bagi anak-anak yang terpinggirkan atau rentan yang hidup dalam situasi darurat atau krisis," paparnya.
Kedua, contoh bagaimana negara telah berhasil menyebarkan guru yang terbaik dan berkualitas ke daerah terpencil atau pedesaan. Ketiga, pemerintah organisasi guru dan sektor swasta dapat bekerja bersama untuk memobilisasi pembiayaan yang dibutuhkan untuk meningkatkan perekrutan dan pelatihan guru.
"Terakhir, pendekatan inovatif untuk menjaga guru termotivasi agar tetap dalam profesi dan untuk meningkatkan kualitas pengajaran," kata laki-laki yang akrab dipanggil Ano tersebut.