Bisnis.com, MEDAN - Ada sejumlah plus minus eksistensi calon wakil presiden yang diajukan Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang sangat mempengaruhi minat rakyat untuk memilih.
PILPRES 2018: Jokowi-Maruf Amin vs Prabowo-Sandiaga Uno, Siapa Unggul? Ini Kata Pengamat |
"Ada plus minus yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi peraihan suara," kata pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Warjio di Medan, Sabtu (11/8/2018).
Menurut dia, keberadaan KH Ma'ruf Amin akan memberikan keuntungan bagi Joko Widodo karena dapat menimbulkan simpati dari umat Islam.
Joko Widodo (Jokowi) - Maruf Amin | Prabowo Subianto-Sandiaga Uno |
Plus - Maruf Amin Timbulkan Simatif Umat Islam - Maruf Amin Ketua MUI, tempat kumpulnya ulama dan agama Islam Minus - Kehadiran Maruf Amin bisa timbulkan ketidaknyamanan bagi pendukung fanatik Jokowi - Kurang menarik kalangan mudan dan pemilih pemula. | Plus - Sandiaga akan dapat sambutan kaum muda dan pemilih pemula - Sambutan positif umat Islam Minus - Timbulkan ktidakpuasan partai koalisi karena juga dari Gerindra - Dikhawatirkan Mengganngu kesolidan koalisi - Apalagi jika pengganti Sandiaga di Wagub dari Gerindra lagi |
Apalagi KH Ma'ruf Amin merupakan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan organisasi berhimpunnya ulama dan pemuka agama Islam.
Namun, keberadaan KH Ma'ruf Amin juga dinilai sebagai anomali karena dikhawatirkan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pendukung fanatik Joko Widodo.
Selain itu, dengan keberadaan KH Ma'ruf Amin yang telah berusia lanjut juga kurang menarik bagi kalangan muda dan pemilih pemula yang jumlahnya sangat banyak.
"Dikhawatirkan, kalangan muda dan pemilih pemula kurang berkenan memilih mereka," ujarnya. Sedangkan keberadaan Sandiaga Salahuddin Uno yang menjadi cawapres Prabowo Subianto diperkirakan akan mendapatkan sambutan positif dari kalangan muda dan pemilih pemula.
Keberadaan cawapres yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, juga diperkirakan masih mendapatkan sambutan positif dari umat Islam.
Namun, kata dia, ada kerawanan lain berupa ketidakpuasan dari parpol pendukung lain karena Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno sama-sama dari Partai Gerindra.
Jika tidak dicermati dengan bijaksana, dikhawatirkan masalah tersebut bisa merusak kesolidan koalisi dan mengganggu kinerja mesin politik dari parpol pendukung. Apalagi jika Wakli Gubernur DKI Jakarta yang akan menggantikan Sandiaga Salahuddin Uno nantinya juga berasal dari Partai Gerindra.
"Jadi, memang ada plus minus yang harus disikapi keduanya dalam kampanye nanti," tutur Warjio.