Bisnis.com, JAKARTA – Komplikasi politik terus terjadi setelah munculnya istilah #Jenderalkardus dan tudingan biaya entertain Rp500 miliar dari Sandiaga Uno untuk PAN dan PKS.
Partai Amanat Nasional tidak terima dituduh menerima uang Rp500 miliar dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno terkait dukungan calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo menyatakan bahwa petinggi partai belum bertemu Sandi hingga pagi ini.
“Tuduhan Andi Arief itu jahat sekali. Yang jelas, tuduhan AA itu merugikan Demokrat dan AHY [Agus Harimurti Yudhoyono] sendiri. Nama AHY sebenarnya termasuk yang dipertimbangkan oleh PAN. Dengan tuduhan tersebut, nama AHY akan dicoret dari pertimbangan PAN,” katanya melalui keterangan pers, Kamis (9/8/2018).
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi curhat melalui akun Twitter pribadinya. Dia kecewa dengan Prabowo karena lebih memilih uang dibandingkan koalisi yang sudah dibangun.
Andi menyebut Sandi menyetor masing-masing Rp500 miliar ke PAN dan PKS untuk mendukungnya sebagai cawapres Prabowo.
Drajad menjelaskan bahwa PAN masih kukuh mengusung ketuanya Zulkifli Hasan sebagai sosok yang pas menemani Prabowo.
Dia mengakui nama Sandi sempat menjadi pertimbangan PAN. Meski demikian, elektabilitasnya di internal partai kalah jauh dibanding Zulhas.
Dengan tuduhan tersebut, selain merusak kans AHY, Andi telah meruntuhkan komunikasi antara Demokrat dan PAN. “Saya berharap Demokrat menyelidiki latar belakang yang bersangkutan,” ungkapnya.