Bisnis.com, JAKARTA -- Apple Inc. menyampaikan kepada regulator perdagangan dan pasar modal terkait dampak perang dagang Amerika Serikat dengan China bisa menekan lini bisnisnya.
Secara keseluruhan, perusahaan yang memproduksi dan menjajakan gawai ini merespons negatif keputusan Negeri Paman Sam yang menetapkan tarif dagang dan proteksionisme.
Chief Executive Officer Apple Tim Cook mengatakan, memang dengan tarif dagang yang pertama kali diumumkan belum memberikan pengaruh secara tidak langsung kepada produknya. Namun, pihaknya sedang mengkaji lebih dalam terkait dampak tarif dagang baru yang diusulkan kepada kinerja.
"Kami akan memberikan tanggapan terkait dampak tarif baru dagang tersebut. Hubungan perdagangan itu memang perlu dimodernisasi, tetapi mengenakan tarif itu bukan solusi yang bagus," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg pada Selasa (2/8).
Secara gamblang, Apple pun menyampaikan kebijakan proteksionisme pemerintah AS di bawah Donald Trump ini bisa mempengaruhi kinerja bisnisnya.
Apple menjelaskan potensi risiko yang bisa didapatkannya karena perang tarif dagang seperti, kenaikan biaya operasional produk, komponen, dan bahan baku. Kenaikan biaya itu bisa menekan margin keuntungan kotor perusahaan yang memiliki produk Macbook tersebut.
Baca Juga
Lalu, kebijakan tarif dagang ini juga bisa berimbas kepada harga jual produk Apple yang bisa naik. Hal itu seiring dengan biaya operasional yang juga terkerek.
Hasilnya, produk Apple bisa kurang kompetitif di pasaran secara global dan menekan penjualan produknya.
Selain itu, Apple menilai kebijakan proteksionisme ini juga bisa membatasi ekspansi usaha perusahaan dalam menawarkan produk dan layanannya.
Apalagi, ketidakpastian politik dalam sengketa perdagangan internasional dan proteksionisme bisa berdampak buruk kepada kepercayaan konsumen. Jadi, kebijakan tarif dagang ini secara keseluruhan bakal berdampak sangat negatif bagi bisnis, terutama lini bisnis seperti Apple di bidang produksi gawai.