Bisnis.com, JAKARTA—Politisi Partai Golkar Eka Sastra mengatakan calon wakil presiden yang akan mendampingi Presiden Joko Widodo sebagai kandidat petahana dalam kontestasi pemilu presiden 2019 harus memiliki visi ekonomi.
Sebabnya, tantangan terbesar yang akan dihadapi bangsa Indonesia ke depan adalah masalah ekonomi di tataran global dan nasional.
“Cawapres yang punya visi ekonomi. Kalau tidak memiliki itu repot karena tantangan kita ke depan adalah masalah ekonomi. Kalau politik domestik alhamdulillah sudah baik, tapi apa jalan keluar bagi masalah ekonomi Indonesia,” katanya dalam sebuah acara diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (20/7).
Menurut anggota Fraksi Partai Golkar yang bertugas di Komisi VI DPR RI itu, kondisi kampanye pada 2019 nanti sama dengan saat Presiden Amerika Serikat Bill Clinton berkampanye pada 1992 di mana persoalan ekonomi yang dihadapi di AS menjadi isu utama.
Saat ini dan ke depan, kondisi yang sama tengah dihadapi Indonesia dan negara berkembang lainnya yang menerima tekanan secara global. Di mana dana investasi di negara berkembang ditarik kembali oleh negara-negara kaya.
Efeknya, rupiah anjlok terhadap dolar AS. Padahal, dalam satu dekade terakhir negara-negara maju mengalami krisis finansial yang mendorong mereka mencetak uang sehingga banjir likuiditas.
Baca Juga
Adapun saat ini, kata dia, pengetatan likuiditas yang menyebabkan memburuknya nilai tukar.
Di sisi lain, kata Eka, masalah pertumbuhan dan ketimpangan ekonomi masih harus dihadapi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi terlalu stagnan, sedangkan ketimpangan ekonomi semakin membesar.
“Perlu memperkuat ekonomi domestik di tengah ekonomi global. Kalau tidak, akan mengalami krisis. Apa yang perlu dilakukan memperkuat fundamental ekonomi saat dihantam masalah global,” ujarnya.