Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai sesama pendakwah dan alumni Universitas Al Azhar Mesir, Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi memiliki hubungan dekat dengan dai kondang asal Riau, Ustaz Abdul Somad Batubara.
Keduanya juga populer di kalangan kelompok Islam yang menjadi oposan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Bahkan, Abdul Somad disebut-sebut menyiapkan panggung bagi Tuan Guru Bajang (TGB), panggilan akrab Zainul Majdi, untuk menjadi penantang calon presiden petahana di Pemilihan Umum Presiden 2019.
Namun, pekan lalu TGB mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Ketua Ikatan Alumni Universitas Al Azhar Cabang Indonesia itu mengumumkan dukungannya secara terbuka kepada Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan kekuasaan periode kedua.
Balik arahnya TGB lantas menimbulkan rasa penasaran pendukung Abdul Somad. Dalam akun Instagram resminya, pakar Hadis itu menampilkan potongan gambar percakapan di aplikasi pesan instan antara dirinya dengan sosok yang kecewa dengan pilihan TGB.
“Tunggu HRS [Habib Rizieq Shihab],” tulis Abdul Somad ketika menjawab pesan instan pendukungnya.
Rizieq Shihab adalah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang juga Penasihat Persaudaraan Alumni Aksi Bela Islam (PA 212). Awal bulan lalu, Rizieq telah menyatakan restunya atas rekomendasi nama-nama capres yang diputuskan Rapat Koordinasi Nasional PA 212, salah satunya TGB. Dukungan TGB kepada Jokowi otomatis mengeluarkannya dari daftar rekomendasi PA 212.
Ketika dimintai tanggapan, TGB mengaku tidak memiliki masalah pribadi dengan Abdul Somad setelah mendukung Jokowi. Dia mengisyaratkan telah menjelaskan alasan perubahan arah itu kepada sang dai.
“Persahabatan berjalan baik, komunikasi tetap jalan. Kita tetap WA [Whatsapp]-an sambil ketawa-ketawa,” ujar TGB saat mengunjungi Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (9/7/2018).
Politisi Partai Demokrat ini menjelaskan alumni Al Azhar telah terbiasa berbeda pandangan sebagai praktik lumrah sejak mereka mahasiswa. Pasalnya, universitas tertua di dunia itu mengajarkan varian pemikiran Islam di Mesir yang paling ekstrem sekalipun kepada mahasiswanya.
“Kami terbiasa menyikapi perbedaan agar tak merusak persaudaraan dan persahabatan. Insya Allah [hubungan dengan Abdul Somad] baik-baik saja,” katanya.